Pariwisata dan Dunia Digital, Ini Kata Arief Yahya…

arief-yahya-640x394Pelatihan Pariwisata – Pesatnya pertumbuhan penggunaan internet dan penggunaan smartphone saat ini berdampak pada revolusi industri pariwisata berbasis teknologi digital. Menteri Pariwisata, Arief Yahya menjelaskan tren saat ini baik personal, mobile dan interactive sudah serba digital. Penggunaan teknologi digital ini dianggap empat kali lebih efektif dibandingkan media konvensional. “Aneh kalau kita tidak digital. Costumer kita sudah berubah, 70 persen search and research sudah digital,” ujar Arief, pada Seminar Nasional Pariwisata Era Ekonomi Digital di Balairung Soesilo Sudarman, Kementerian Pariwisata, Jakarta Pusat, Senin (30/7/2018). Pangsa pasar travel agency online meningkat hingga Rp 3 triliun pada 2015 dan diproyeksikan tumbuh 28 persen menjadi Rp 10 triliun di tahun 2020. Teknologi digital pada pariwisata digunakan untuk memudahkan wisatawan dalam melakukan seamless customer experience dalam mencari (look), memesan (book), dan membayar (pay) layanan wisata. Dengan ini, muncul tren sharing economy di sektor pariwisata. Model bisnis berbagi ini merupakan cara baru yang dilakukan oleh generasi baru untuk melakukan bisnis dengan cara yang efisien karena saling berbagi dalam memanfaatkan aset atau resources. Bisnis berbagi ini sangat berdampak pada pariwisata, dari sisi informasi 90 persen, akomodasi 89 persen, dan transportasi 88 persen. Hal ini tentu sangat penting untuk pariwisata Indonesia yang tumbuh 22 persen pertumbuhan wisatawan, tiga kali lebih tinggi dari pasar regional dan global. “Kalo punya produk yang bagus, promosi bagus, maka jadi yang terbaik,” ujar Arief Yahya kembali,” ujar Arief Yahya kembali. Ia menyebut pemain baru perusahaan digital yang menerapkan sharing economy di bidang online travel yaitu Traveloka. Hal itu berdasarkan nilai kapitalisasi pasar sekitar Rp 15 triliun atau jauh di atas nilai sebuah perusahaan travel agent besar di Indonesia sebagai pemain lama yang kurang dari Rp 1 triliun. “Perkembangan digital tourism yang merupakan keniscayaan yang tidak dapat dihindari. Untuk menghadapi perkembangan tersebut, terdapat strategi 3C, yaitu Confront (Melawan), Compete (Bersaing/Berkompetisi), Cooperate (Bekerja sama),” ujar Arief. Acara yang diselenggarakan oleh Ikatan Alumni Unpad tersebut dihadiri oleh 369 peserta dan terdiri atas 2 sesi dialog dan diakhiri dengan sesi kesimpulan. Acara tersebut dibuka oleh Dekan Fakultas Ekonomi Bisnis Unpad, Yudi Azis.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *