Sektor Pariwisata RI Jadi Incaran Investor Timur Tengah

094913800_1448508273-bromo1 Investor Timur Tengah berminat menanamkan modal di sektor pariwisata Indonesia. Pilihan investasi jatuh di dua lokasi yaitu Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika di Nusa Tenggara Barat dan Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Lesung.Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani mengatakan,  pariwisata merupakan salah satu sektor yang diharapkan bisa mendorong pencapaian target investasi nasional tahun ini sebesar Rp 594,8 triliun. ?Karena itu, minat investasi calon penanam modal asal Timur Tengah sangat diharapkan terealisasi. “Dengan masuknya minat investasi dari Timur Tengah ini diharapkan dapat berkontribusi secara positif terhadap upaya pemerintah mendorong investasi di sektor pariwisata,” kata Franky di Jakarta, Selasa (22/3/2016).

Menurut dia, adanya minat investasi dari investor Timur Tengah pada sektor pariwisata menunjukkan  pengembangan potensi pariwisata di Indonesia masih terbuka sangat lebar. Investor Timur Tengah juga memiliki kapasitas untuk melakukan investasi yang ditandai dengan keberadaan satu-satunya aliansi global investor real estate dan perhotelan yang memiliki 78 anggota.Dengan perkiraan total aset mencapai US$ 80 miliar dengan anggota  para institusional investor, pengusaha perhotelan dan aset manager, antara lain Host Hotels & Resorts serta Blackstone.

“Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika dan Tanjung Lesung yang dipilih juga menunjukkan bahwa kebijakan pemerintah memfokuskan dua kawasan ekonomi tersebut sebagai cluster pariwisata direspons positif oleh investor,” jelas dia.

Menurut Franky  BKPM terus melakukan pemasaran investasi dengan fokus untuk menyampaikan berbagai informasi mengenai reformasi kebijakan, diantaranya terkait dengan kemudahan layanan investasi 3 jam, penerapan formulasi pengupahan, reduksi biaya BBM, gas dan listrik, pembebasan PPN beberapa bidang usaha, penghilangan pajak ganda properti dan infrastruktur, serta revisi daftar bidang usaha dengan memperluas kepemilikan saham asing menjadi 100 persen khususnya di bidang pariwisata.

“Disamping itu, juga dijelaskan tentang insentif investasi meliputi tax holiday, tax allowance, import duty facility dan insentif khusus untuk Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di bidang pariwisata seperti Mandalika, Lombok dan Tanjung Lesung, Banten,” ungkap Franky.

Pejabat Promosi Investasi kantor perwakilan BKPM (IIPC) di Abu Dhabi Agus Prayitno menambahkan,  pihaknya siap mengawal minat investasi yang disampaikan oleh investor Timur Tengah tersebut dengan menggandeng instansi terkait.

“Kami akan bekerjasama dengan dengan Kementerian Pariwisata, PT Indonesia Tourism Development Corporation (PT ITDC) dan PT Banten West Java Tourism Development  (PT BWJTD) untuk mengawal minat investasi tersebut,” pungkasnya.

Selama ini negara-negara Timur Tengah masih berada di papan tengah daftar peringkat negara-negara yang menanamkan modalnya di Indonesia. Apabila merujuk pada data rencana investasi yang dirilis BKPM periode Januari-Desember 2015, Iran menempati peringkat ke-8 dengan nilai rencana investasi Rp 50 triliun, Yordania di peringkat ke-16 dengan nilai investasi Rp 3,3 triliun, Uni Emirat Arab berada di peringkat-19 dengan nilai rencana investasi Rp 2,5 triliun kemudian  Saudi Arabia menempati peringkat ke-22 dengan nilai Rp 1,6 triliun baru diikuti oleh negara-negara Timur Tengah lainnya.

Timur Tengah merupakan salah satu prioritas pemasaran investasi BKPM pada tahun 2015 bersama Singapura, Jepang, Korea Selatan, Tiongkok, Amerika Serikat, Australia, Taiwan, Timur Tengah, Malaysia dan Inggris. (Pew/Nrm)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *