Pelatihan Pariwisata | Diklat Pariwisata-Pelaku pariwisata di DIY diminta bebar-benar menyiapkan aspek fisik seperti kesiapan infrakstruktur dan sertifikasi Sumber Daya Manusia (SDM) dalam industri pariwisata menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada 2015 mendatang. Tanpa dua modal utama tersebut, niscaya keterbukaan internasional ini justru akan menjadi bumerang bagi DIY. Plh Kepala Dinas Pariwisata DIY, Didik Purwadi mengatakan MEA itu keterbukaan bearti bagi masyarakat dan insan pariwisata bisa menjadi peluang sekaligus harus siap dengan kedatangan masyarakat internasional ke DIY. Dengan adanya keterbukaan internasional itulah seharusnya dipersiapkan sebaik-baiknya baik oleh Pemda, insan pariwisata, stakeholder hingga masyarakatnya sendiri.
“Dari sisi SDM kita bekali mereka dengan sertifikasi dan meningkatkan penguasaan berbagai bahasa, kita bahkan kekurangan pemandu wisata yang fasih berbahasa China. Dilihat dari infrakstrukturnya kita juga prihatin sekali seperti belum optimalnya Tourist Information Centre (TIC),” ungkap Didik kepada KRjogja.com, Senin (25/08/2014).
Asekda Perekonomian dan Pembangunan Sekda DIY tersebut menyampaikan seharusnya TIC mempunyai letak yang strategisx dan fungsinya sebagai ‘One Stop Service’. Untuk mewujudkannya, pihaknya tengah menggagas dan bekerjasama dengan Perhimpunan Perhotelan dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY maupun Asita DIY supaya TIC tidak hanya menunjukan letak obyek-obyek wisata semata naumun lebih dari itu bisa menjadi tempat reservasi tiket hotel, restoran, penerbangan dan sebagainya.
“Pada dasarnya DIY sudah siap di jual karena masuk nominasi delepan besar destinasi wisata dunia. DIY mempunyai ikon sebagai kota budaya, wisata dan pendidikan sehingga layak untuk dikunjung, selain Chan yang banyak masuk ke DIY yaitu Australia dan Vietnam,” papar Didik.
Didik menegaskan selaku pemda, pihaknya hanya bisa mengoptimalkan pariwusatya DIY melalui kebijakannnya. Sedangkan kesiapan obyek wisata di setiap kabupaten/kota itu otonom atau kewenangan Pemkab/Pemko