Empat Bidang Usaha Pariwisata Kaltim Pertama Ajukan Sertifikasi

Pelatihan Pariwisata  | Jadwal Pelatihan Pariwisata 2015

kamar hotelSektor pariwisata yang menggeliat terus mempersiapkan diri menjadi alternatif ekonomi pasca tambang migas dan batubara. Empat bidang usaha pariwisata di Kalimantan Timur (Kaltim) bahkan berani mengajukan sertifikasi kompetensi. Menurut Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, ini adalah yang pertama di Indonesia. Kesiapan sumber daya manusia (SDM) di sektor ini diharapkan mampu mendongkrak tumbuhnya pariwisata Kaltim menjelang Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
Demikian disampaikan Drs. Agus Priyono MM, Direktur Industri Pariwisata, Kementerian Pariwisata dalam Rapat Kerja Teknis (Rakernis) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kalimantan Timur (Kaltim) di Aula Pemerintah Kota (Pemkot), Rabu (25/2). Rakernis dihadiri para kadisbudpar kabupaten/kota Kaltim atau yang mewakili.

Sri Wahyuni, Kadisbudpar Kabupaten Kutai Kartanegara menanyakan proteksi yang mungkin dilakukan untuk melindungi industri pariwisata. Menurut Agus, pihak Imigrasi telah mencoba membuat proteksi. “Imigrasi menerapkan peraturan bagi warga negara yang mengajukan izin tinggal harus dapat berbahasa Indonesia. Hanya saja, kita tidak lagi saatnya kita bicara proteksi. Sebaiknya kita berpikir bagaimana peningkatan sertifikasi dan kompetensi dari SDM yang ada,” katanya.

Ditemui usai memberikan materi, Agus menyatakan saat ini ada empat bidang usaha pariwisata di Kaltim yang telah mengajukan serifikasi kompetensi. Empat bidang tersebut meliputi, akomodasi perhotelan, makanan/minuman termasuk restoran, agen perjalanan, dan spa. “Ini yang pertama di Indonesia. Ini adalah salah satu bentuk kesiapan Kaltim menjelang MEA,” katanya.
Agus juga menambahkan, dalam tahun ini pula akan ada Lembaga Sertifikasi Usaha (LSU) yang secara resmi ditunjuk Pemerintah untuk beroperasi di Kaltim.

Sementara terkait, MEA, Kadisbudpar Provinsi Kaltim, Aswin menuturkan, membayangkan MEA adalah seperti Uni Eropa. “Dulu sebelum Uni Eropa, 1 lira Italia itu hanya berkisar Rp 100. Sekarang Italia sudah sama dengan Jerman. Italia juga terseok-seok. Bahkan ingin keluar. MEA memang hanya kerja sama semata, tidak sampai seperti Uni Eropa. Tapi, awalnya sama akan terseok-seok,” katanya.

Lantas ada di urutan ke berapa Kaltim dalam destinasi pariwisata? Menurut Agus, Kemenpar tidak melihat urutan destinasi. Tapi, bagaimana memperluas tujuan wisata, memperpanjang kunjungan sehingga bisa sampai ke seluruh daerah. “Kami akan fokus dalam 10 destinasi yang telah menjadi KPPN (Kawasan Pengembangan Pariwisata Nasional) dan KSPN (Kawasan Strategis Pariwisata Nasional). Dan pengembangan pariwisata bukan hanya Kemenpar tapi seluruh stakeholder,” pungkasnya.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *