Ari mengatakan gebyar budaya juga akan menjadi media apresiasi terhadap keragaman seni budaya nusantara sebagai kekayaan bangsa Indonesia yang patut dibanggakan. “Kita ingin meningkatkan promosi keragaman event seni budaya nusantara sebagai daya tarik pariwisata di Kota Jakarta,” kata Arie.
Ia berharap gebyar budaya mampu meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap seni budaya nusantara yang beranekaragam sebagai kebanggaan bangsa Indonesia. “Perayaan ini sengaja dilakukan untuk mendorong kesadaran masyarakat internasional akan pentingnya pariwisata sebagai bagian dari pembangunan ekonomi, sosial, dan budaya yang berkelanjutan,” katanya.
Arie menjelaskan penerapan pembangunan pariwisata berkelanjutan sangat tepat diterapkan dalam pengembangan produk pariwisata khususnya wisata budaya dan sejarah, wisata alam dan ekowisata, wisata olahraga rekreasi (menyelam, selancar, kapal layar, golf, sepeda, dan maraton) dengan mengoptimalkan potensi keragaman budaya dan keindahan alam yang dimiliki masyarakat setempat melalui ajang pariwisata.
Hari Pariwisata Dunia merupakan momentum penting bagi bangsa Indonesia untuk terus menggali dan mengembangkan potensi pariwisata yang tersebar dan Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampe Rote untuk terus memberikan kontribusi yang signifikan bagi pembangunan kepariwisataan nasional, khususnya Jakarta sebagai Kota metropolitan merupakan barometer Indonesia di kancah dunia.
“Jakarta juga merupakan melting pot dan miniatur Indonesia, merupakan pusat budaya nusantara, di mana keanekaragaman budaya nusantara tumbuh dan berkembang di Jakarta,” katanya.
Sejalan dengan tema Hari Pariwisata Dunia 2014 yakni “Tourism and Community Development” maka ajang-ajang budaya yang ditampilkan di Jakarta melibatkan seluruh potensi masyarakat dan komunitas yang dapat dinikmati oleh masyarakat Indonesia, khususnya Jakarta.
Hari Pariwisata Dunia (World Tourism Day) ditetapkan oleh United Nation World Tourism Organization (UNWTO) dan dirayakan setiap tanggal 27 September.