Diklat Pariwisata Pelatihan Pariwisata dan Training Pariwisata dapat diakses disini_SEMARANG, KOMPAS — Jamu tidak hanya menyangkut soal budaya. Jamu juga mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat karena industrinya tersebar, baik dalam skala besar maupun kecil. Jamu pun bisa jadi sarana diplomasi, dalam memperkenalkan Indonesia di mata dunia. Demikian terungkap dalam Herbs and Culinary Festival 2013 yang berlangsung di Kota Semarang, Jawa Tengah, sejak Jumat (13/9) malam hingga Minggu (15/9). Festival itu diikuti puluhan industri jamu besar dan kecil di Jateng dan beberapa provinsi lain. Tampak beberapa stan dari 10 perwakilan negara yang memajang kuliner khas negara mereka. Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, saat pembukaan festival, mengungkapkan, produk jamu ke depan diharapkan mampu bersaing di dunia internasional sehingga dapat menjadi sarana diplomasi Indonesia di mata dunia. Dengan jamu, negara lain mengenal Indonesia.Diklat Pariwisata Pelatihan Pariwisata dan Training Pariwisata dapat diakses di pelatihanpariwisata.com
Apalagi Jateng sebagai salah satu sentra jamu di Nusantara, akan didorong untuk terus mengembangkan produk jamu. Kualitas produk terus ditingkatkan agar jamu berkembang, baik industri besar maupun kecil. Beberapa industri besar sudah memulai mengekspor produk jamu ke beberapa negara. Tidak dipungkiri jamu juga menjadi penghidupan masyarakat Jateng. Mulai dari petani yang meghasilkan bahan baku, pabrik dengan tenaga kerjanya, hingga gerai serta penjual jamu gendong.
Kepala Dinas Pariwisata Jateng Prasetyo Aribowo mengatakan, jamu merupakan komoditas yang dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat luas, untuk mengurangi kemiskinan dan pengangguran. Selain itu, jamu tidak hanya budaya, tetapi kuliner yang bisa dinikmati hingga di luar negeri. Harapannya ke depan, ketika jamu disebut, dunia akan merujuk Indonesia, dan penggemarnya semakin berkembang di level internasional walaupun promosi produk jamu di tingkat internasional masih kurang. (UTI)