Menjadikan Jateng sebagai Destinasi MICE

Pelatihan Menyusun Program Diklat KepariwisataanPelatihan MICE | Training MICE – Majalah Venue bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Pemerintah Provinsi Jateng, dan Pemerintah Kota Semarang, menggelar kegiatan bertajuk Jawa Tengah Meeting and Incentive Forum (JTMIF) pada 18-20 September 2014 di Hotel Oak Tree Emerald, Semarang, Jawa Tengah.Nurdin Al Fahmi, Ketua Panitia Penyelenggara JTMIF 2014 kepada Kompas Travel, Kamis (18/9/2014), mengatakan kegiatan mempertemukan para buyers dan sellers dalam satu atap ini memiliki tujuan strategis. Pertama, membantu mempromosikan Jateng, terutama Semarang, sebagai destinasi tujuan MICE nasional. “Kedua, meningkatkan kuantitas dan kualitas bisnis MICE di Jawa Tengah,” kata Nurdin.Ketiga, lanjut Nurdin, meningkatkan daya saing SDM MICE, khususnya di bidang meeting dan incentive travel di Jateng dalam menghadapi kompetisi global Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015.  Pelaksanaan JTMIF perdana ini diikuti oleh sekitar 40 buyers dan seller. Para buyers terdiri dari pelaku bisnis meeting dan incentive di Indonesia seperti professional conference organizer (PCO), professional exhibition organizer (PEO), destination management company (DMC), event organizer (EO), dan kalangan korporasi yang sering menggelar acara meeting dan incentive travel di berbagai daerah di nusantara.

“Adapun sellers yang berpartisipasi dalam kegiatan ini berasal dari industri pariwisata, perhotelan, venue owner, dan beberapa supplier event di Jateng,” katanya.

Menurut Nurdin, berbeda dengan pelaksanaan table top pada umumnya, JTMIF tak hanya berorientasi pada bisnis yang terjadi selama kegiatan berlangsung, melainkan juga mengupayakan terjadinya transfer pengetahuan dan peningkatan wawasan MICE di antara para peserta. “Majalah Venue turut menghadirkan beberapa ahli dan pelaku MICE di nusantara untuk berbagi ilmu dan pengalamannya dalam acara ini,” ungkapnya.Pemilihan Semarang sebagai tuan rumah JTMIF pun bukanlah tanpa alasan. Salah satu kota terbesar di Indonesia ini ternyata mempunyai reputasi panjang dalam pertumbuhan MICE di nusantara. Pada 1914, Semarang pernah menjadi venue perhelatan World Expo Koloniale Tentoonstelling atau pameran dagang internasional, mungkin yang pertama di Indonesia, yang digelar oleh kolonial  Belanda.

“Aktivitas dan fasilitas MICE di Semarang pun terus bertumbuh. Dan yang terpenting adanya dukungan kuat dari pemerintah daerah untuk menjadi Semarang sebagai destinasi tujuan MICE nasional maupun internasional,” papar Nurdin.

Melalui pelaksanaan JTMIF diharapkan semakin banyak bermunculan pemain-pemain baru di sektor MICE di Semarang. “Saat ini Semarang belum mempunyai satu PCO. Dan melalui acara ini diharapkan akan muncul PCO-PCO yang andal di Semarang,” tambah Nurdin Al Fahmi.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *