Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya mulai kejar wisata MICE (Meetings, Incentives, Conferences, dan Exhibitions). Dalam portopolio bisnis pariwisata, sektor ini masuk dalam kategori Man Made, yang hanya 5 persen saja.”Kota-kota yang memiliki objek atraksi wisata, juga memiliki fasilitas convention hall, lengkap amenitasnya, akan dipromosikan MICE-nya,” jelas Arief Yahya di Jakarta.Asosiasi bisnis, lembaga profesi, komunitas sosial, perusahaan, perkumpulan keluarga/ marga, semua berpeluang menjadi costumers. MICE cenderung memilih lokasi yang ada objek wisata. “Ilustrasinya begini, bapak-nya conference, anak istrinya jalan-jalan keliling kota,” kata Arief Yahya. Para pelaku industri Pariwisata Indonesia rupanya juga punya harapan yang sama.
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI yang punya bisnis perhotelan dan convention center, Wi ryant i Sukamdani juga berpikiran sama. Pemerintah diharapkan lebih banyak mendorong MICE. Yantipanggilan Wiryanti Sukamdani itu, juga meminta kepada semua pihak yang menggelar pertemuan dan rapat yang skalanya international agar dilakukan di Indonesia.
”Ini akan menambah jumlah wisatawan ke Indonesia, tentunya setelah mereka rapat dan menggelar pertemuan besar, maka dia akan tamasya dan belanja, itu akan menambah jumlah dan membantu pengembangan Pariwisata. Saya sangat setuju dengan strategi ini,” ujarnya.
Lebih lanjut wanita yang juga pemilik Hotel Sahid di seluruh Indonesia itu mengatakan, ini adalah merupakan bagian yang juga masuk dalam bidang pengembangan pemasaran wisata nusantara maupun international.
”Walaupun presentasenya hanya 5 persen dalam portfolio produk Pariwisata, namun wisata MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition) 25 persen sangat berpengaruh mendatangkan wisatawan,” ujar politisi Partai PDI Perjuangan yang juga pengusaha sukses di bidang pariwisata itu. (ray/jpnn)