Menteri Pariwisata Arif Yahya membuka secara resmi event tahunan Bali and Beyond Travel Fair (BBTF) 2016 di Nusa Dua Bali, Kamis (23/6). Dalam pembukaan tersebut, Arif Yahya menyebut jika, BBTF di Bali memiliki dampak bagi pariwisata di Indonesia. Ia menegaskan, pemerintah akan mendukung sepenuhnya BBTF ini karena telah mendatang nilai transaksi yang besar bagi Indonesia. Menurutnya, salah satu event sejenis terbesar adalah International Berlin Travel and Fair (IBTF). Namun dari sisi tansaksinya, BBTF juga mampu menyamai transaski IBTF. “Kalau di Berlin kita hanya menjadi partisipan kecil, sementara kalau di BBTF kita menjadi tuan rumah. Kalau mau pilih dua-duanya, maka saya akan pilih dua-duanya. Tetapi kalau boleh memilih salah satu, maka Indonesia akan lebih memilih BBTF. Pemerintah akan mendukung BBTF ketimbang IBTF,” ujarnya. Ia menjelaskan, dalam BBTF kali ini, sebanyak 21 provinsi di Indonesia dilibatkan untuk diberi kesempatan menjual dan mempromosikan pariwisatanya di BBTF. Sementara total transaksi diprediksi bisa mencapai 520 juta dolar dengan 80 buyer asing dan 20 buyer asal Indonesia. Transaksi tersebut adalah transaksi B to B.
“Maka saya meminta kepada para Kadi Pariwisata di seluruh provinsi di Indonesia, kalau anda mau berpromosi, silahkan berpromosi di Bali. Jangan membuang-buang uang promosi ke luar negeri. Di Bali adalah tempat berkumpulnya wisatawan dari berbagai negara di seluruh dunia. Ada 4 juta wisatawan mancanegara di Bali, ada 8 juta wisawan domestik yang ada di Bali. Untuk apa keluar negeri,” ujarnya. Ia menghimbau agar manfaatkan BBTF untuk promosi karena pemerintah akan mengeluarkan banyak uang untuk BBTF. Ia meminta agar BBTF berikutnya diikuti oleh seluru provinsi di Indonesia karena tempatnya selalu di Bali. “Kalau pasang bilboard di daerah lainnya, siapa yang mau datang. Bali tempatnya,” ujarnya. Sementara Chairman BBTF Ketut Ardana menjelaskan, jika BBTF kali ini terjadi peningkatan transaksi dan peningkatan jumlah peserta. Tahun lalu jumlah peserta baik buyers maupun sellers hanya 171 peserta. Sementara tahun ini jumlahnya meningkat menjadi 222 peserta baik dalam negeri maupun asing. Transaksi B to B juga terus meningkat. Jika tahun lalu hanya sekitar Rp 4 triliun, maka tahun ini mencapai 520 juta dolar atau Rp 6,88 triliun. “Kita tidak takut dengan meningkatnya sellers asing yang datang ke BBTF kali ini, karena Indonesia dan Bali tetap saja sebagai best destination. Malahan sebaliknya, peningkatan sellers asing justeru ikut mempromosikan Indonesia dan Bali ke dunia internasional,” ujarnya. Dari 222 peserta kali ini, buyers yang datang adalah perusahan-perusahan yang berkualitas. Untuk buyersnya, 20 persen berasal dari Indonesia dan sisanya berasal dari asing. Dalam BBTFT kali akan diatur kesepakatan waktu mengenai jadwal pertemuan khusus antara seller dan buyer guna membicarakan negosiasi bisnis untuk melihat kemungkinan terjadinya kerjasama jangka panjang antara kedua belah pihak. Para pelaku industri diantaranya agen swasta, penyelenggara acara perjalanan, grup hotel dan resort, kapal pesiar, perusahaan acara dan pembeli paket perjalanan hadir meramaikan acara konferensi, pengurus tempat selama dua setengah hari untuk membahas bisnis, yang berguna untuk meningkatkan serta menggairahkan minat bisnis pariwisata ke pasaran Indonesia dan Asia Pasifik. Selain itu ada berbagai kegiatan yang sekiranya bermanfaat untuk para peserta travel fair ini. Dari sesi khusus menjalin jaringan bisnis, hingga kesempatan mengikuti program talk show berbagi pengalaman bisnis yang menginspirasi dari tokoh bisnis pariwisata. Bali terpilih menjadi lokasi acara dikarenakan faktor pertimbangan Bali merupakan pintu gerbang untuk memasuki kepulauan Indonesia oleh para wisatawan mancanegara. Terhitung kurang lebih 40% dari total jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Bali setiap tahunnya. Ini menunjukan bahwa kontribusi Bali yang cukup besar kepada Negara dari sektor pariwisata. (Ar/Wid)