Pelatihan Museum| Pelatihan Permuseuman| Pelatihan Pariwisata|Diklat Pariwisata Medan kini punya museum kain tenun tradisional. Museum yang dinamai Sumatera Loom Gallery itu resmi dibuka pada Jumat (21/3) lalu. Sumatera Loom Gallery merupakan ruang pamer yang menjadi etalase bagi aneka ragam kain tenun tradisional dari berbagai daerah di Sumatera. Ruang pamer yang berlokasi di Jalan Sultan Hasanuddin No28, Kota Medan, ini menjadi tempat penyimpanan lebih dari 500 helai kain tenun, termasuk kain ulos Batak (Sumatera Utara), kain songket Minangkabau (Sumatera Barat), dan kain songket Palembang (Sumatera Selatan). Peresmian museum ini dilakukan Okke Hatta Rajasa, istri Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia Hatta Rajasa. Beliau juga aktif memimpin perkumpulan Cita Tenun Indonesia. Kedatangan Okke Hatta Rajasa dari Jakarta bersama rombongan adalah khusus untuk meresmikan Sumatera Loom Gallery tersebut.
Menurut Torang Sitorus, 35, pencinta dan kolektor wastra (sehelai kain yang dibuat secara tradisional) Nusantara asal Medan dan penggagas pembangunan ruang pamer seluas 360 meter persegi itu, Sumatera Loom Gallery didirikan dalam rangka turut menumbuh kembangkan semangat revitalisasi dan pelestarian kain tenun tradisional Sumatera. ”Juga dalam rangka turut meningkatkan kepariwisataan di Sumatera dan Medan khususnya,” katanya. Torang menyebutkan, sebagai lembaga, Sumatera Loom sudah berdiri sejak 2013—tahun dimulainya pembangunan ruang pamer khusus kain tenun tradisional itu. Selain ruang pamer, Sumatera Loom Gallery juga dilengkapi ruang tenun, perpustakaan, butik, dan kafe.
Dengan adanya berbagai fasilitas di Sumatera Loom Gallery ini, Torang berharap akan semakin banyak orang yang tertarik untuk bersama- sama ikut menjaga warisan budaya wastra tradisional Sumatera yang tak ternilai harganya. Seluruh kain tenun yang tersimpan di Sumatera Loom Gallery adalah milik Torang Sitorus, pribadi yang lahir dari keluarga penenun ulos. Sejak remaja, dia gemar mendengarkan cerita ibunya yang sering memperlihatkan kepadanya berbagai macam ulos dan keistimewaannya masing-masing.
Hal ini semakin menambah ketertarikan dan minatnya pada kain tenun khas Batak tersebut. Koleksi kain ulosnya berasal dari berbagai daerah di Tanah Batak. Jumlahnya kini telah mencapai 320 helai. Sumatera Loom Gallery diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi para pencinta dan pegiat industri wastra tradisional untuk mau mengembangkan hal serupa di daerah masing-masing. ”Indonesia membutuhkan lebih banyak lagi pencinta budaya khususnya wastra tradisional, seperti Torang Sitorus agar upaya pelestarian dapat berjalan baik.
Dukungan seluruh lapisan masyarakat untuk mau membangun rasa cinta terhadap wastra tradisional akan sangat membantu upaya ini. Hal ini akan lebih mudah terlaksana jika masyarakat dapat mengenal baik wastra tradisional. Museum wastra tradisional merupakan salah satu wadah yang efektif untuk belajar mengenali identitas wastra tradisional secara mendalam, sesuai dengan asal daerah masing-masing,” kata Okke Hatta Rajasa. Ke depannya, Sumatera Loom Gallery akan melakukan berbagai kegiatan menarik untuk menumbuhkan minat dan cinta masyarakat terhadap wastra tradisional, khususnya yang berasal dari Sumatera.