Pariwisata Riau Terus Bertumbuh Secara Positif

pelatihan pariwisata- SESUAI data yang dilansir Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir (Rohil), tidak kurang dari 52 ribu wisatawan tumpah-ruah mengikuti Ritual Bakar Tongkang yang digelar di Bagan Siapiapi sejak Sabtu hingga Minggu, 10-11 Juni 2017. Rinciannya, 30 ribu wisatawan nusantara (Wisnus) dan 22 ribu wisatawan mancanegara (Wisman). Kunjungan ini naik dibanding tahun lalu yang hanya sekitar 47 ribu wisatawan. Data ini kembali membuktikan bahwa tren pariwisata Riau terus bertumbuh secara positif. Sebelumnya, saat iven Cian Cui (Perang Air) digelar di Selatpanjang, Kabupaten Meranti, tidak kurang dari 30 ribu wisatawan ikut hadir meramaikan. Angka kehadiran wisatawan terus meningkat secara signifikan.

Istana-Siak-2
Yang lebih mengejutkan adalah angka yang dirilis BPS Pusat, belum lama ini, dimana Riau pada tahun 2016 tercatat sebagai provinsi nomor dua setelah Sulawesi Utara yang kunjungan wismannya naik secara signifikan. Kunjungan wisman ke Riau memberikan kontribusi cukup lumayan terhadap angka 12 juta kunjungan wisman ke Tanah Air. Data dan fakta ini mudah-mudahan bisa menjawab keraguan dan banyaknya pertanyaan, ketika saya atas nama Pemerintah Provinsi Riau memutuskan untuk memberikan prioritas kepada pembangunan pariwisata. Terutama sejak Dana Bagi Hasil (DBH) Migas yang diterima Riau terus berkurang secara signifikan.Kita tentu saja berharap, tren positif ini ikut ‘menular’ kepada destinasi dan iven yang lain, karena Riau sejatinya memiliki berbagai destinasi dan iven yang tidak kalah menarik. Seperti Gelombang Bono di Sungai Kampar, Pelalawan, Pacu Jalur di Telukkuantan dan Tour de Siak di Siak Sri Indrapura.

Kita juga punya destasi Istana Siak, Candi Muara Takus, di Kampar, puluhan air terjun yang tersebar di berbagai kabupaten, khususnya Kuansing dan Kampar, bahkan ada yang tertinggi di Sumatera dan juga pantai-pantai yang cukup indah seperti di Rupat, Bengkalis. Kita juga punya empat sungai besar dan sejumlah eko wisata seperti di TNTN, Tahura, Cagar Biosfer Giam Siak dan lainnya.
Kita tentu menyadari soal infrastruktur yang belum memadai untuk sampai ke destinasi-destinasi tersebut. Itu sebabnya, kini kita menggesa pembangunan infrastruktur terutama jalan agar wisatawan mudah menjangkau destinasi-destinasi itu.
Tahun ini ada sekitar Rp854 miliar APBD Riau yang kita siapkan untuk sektor pariwisata. Kita juga mendapat bantuan dari APBN. Tahun ini misalnya, kita mendapat Rp54 miliar dari pusat untuk membangun jalan ke lokasi Gelombang Bono, Teluk Meranti. Sehingga nanti dari Pekanbaru ke lokasi Bono bisa ditempuh kurang dari 2 jam perjalanan. Tahun ini, kita juga membangun jalan ke destinasi lain seperti ke Candi Muara Takus dan Rupat.
Kita bersyukur karena upaya kita ini mendapat dukungan penuh dari Kemenpar. Tahun ini Kemenpar menetapkan dan memasukkan tiga destinasi kita ke kalender wisata nasional, yakni Gelombang Bono, Pacu Jalur dan Bakar Tongkang. Khusus untuk Gelombang Bono, Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya bahkan sudah menjadikan destinasi ini sebagai destinasi wisata berkelas dunia.
Menpar bahkan juga akan menetapkan kawasan Bono sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata sehingga Pemerintah Pusat lebih mudah mengucurkan bantuan untuk membangun berbagai fasilitas yang diperlukan.
Harapan kita, ke depan sektor pariwisata ini dapat memberikan multiplier effect bagi kemajuan ekonomi masyarakat Riau. Tentu saja potensi devisa yang bisa diperoleh Riau sangat besar dan dampaknya langsung dirasakan oleh masyarakat. Kita juga mendorong masyarakat untuk menumbuhkembangkan ekonomi kreatif agar sektor ekonomi rakyat bertumbuh dan berkembang dan pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan. Insya Allah… (*)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

9 + 8 =