Perkembangan Pariwisata Indonesia dan Keterlibatan Masyarakat
Pelatihan Pariwisata-Mengembangkan potensi wisata budaya dan sejarah memang bisa dilakukan dengan cara merenovasi gedung atau situs bersejarah serta sarana dan prasarana penunjang obyek wisata tersebut. Namun usaha ini tidak dapat berjalan dengan maksimal dan berkelanjutan bila masyarakat—terutama masyarakat setempat—tidak turut serta dan peduli.
Sejalan dengan hal tersebut, Rahtika, dosen Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Sahid, dalam sebuah acara pariwisata mengatakan bahwa masyarakat perlu terlibat bila ingin membangun pariwisata.
Lebih lanjut Rahtika menjelaskan bahwa peran masyarakat menjadi penting untuk memberikan kesan secara keseluruhan kepada wisatawan. Kesan tersebut tidak hanya seputar cerita dan keindahan yang ditawarkan obyek wisata, tapi juga kebiasaan serta adat istiadat mereka sehari-hari.
Jika masyarakat lokal bisa secara aktif berpartisipasi dalam pariwisata ini, hal tersebut bisa menjadi diferensiasi bagi setiap destinasi wisata di Indonesia. Masyarakat pun terlibat dalam peningkatan ekonomi daerah mereka.
Bisa dikatakan bahwa sektor wisata adalah salah satu cara untuk meningkatkan perekonomian daerah, maupun Indonesia. Berbagai destinasi wisata di Indonesia selalu ramai dikunjungi oleh wisatawan mancanegara maupun wisatawan domestik, walaupun perekonomian dinilai sedang kurang kondusif.
Pitres Sambowadile, Penyuluh Sadar Wisata Sulut pernah mengatakan bahwa pemerintah daerah harus bisa memanfaatkan potensi wisata daerah dengan melibatkan masyarakat sekitar.
Lebih lanjut Pitres mencontohkan Pantai Pall di Desa Marinsow, Minahasa Utara. Pantai memesona ini selalu dipadati oleh ribuan pengunjung dari berbagai daerah. Kesempatan ini kemudian dimanfaatkan oleh warga sekitar untuk berjualan barang dan jasa. “Mereka berjualan makanan dan minuman, menyewakan gasebo, dan berjualan cinderamata. Dulunya mereka hanya menggantungkan pendapatan sebagai nelayan,” ungkap Pitres.
Tidak hanya itu, Pitres juga mencontohkan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat F/21 yang pernah mengadakan pameran foto potensi wisata di Nusa Utara, Sulawesi Utara, secara swadaya.
Pemerintah, melalui Kementerian Pariwisata pun bergerak untuk membangun kesadaran mengenai pentingnya peran serta masyarakat dalam perkembangan pariwisata Indonesia. Salah satu contohnya adalah program Jendela Nusantara yang pernah diadakan tahun lalu oleh Kementerian Pariwisata.
Agar program ini dapat terlaksana dengan baik, Kemenpar menitikberatkan kerjasama antara Dinas Pariwisata bersama dengan masyarakat atau komunitas lokal di masing-masing provinsi. Kerjasama dengan komunitas lokal bertujuan untuk mencari potensi masyarakat atau komunitas lokal yang memiliki potensi dalam berkarya melalui kegiatan kompetisi Jendela Nusantara.
Sisi kreativitas masyarakat juga menjadi dukungan bagi berbagai upaya pemerintah. Dalam tingkat dunia, penghargaan pertama kategori inovasi di UNWTO diberikan pada Triponyu.com yang membuat destinasi dengan keterlibatan tinggi atas peran masyarakat. Ini adalah salah satu bukti bahwa kreasi anak bangsa juga dapat mengangkat pariwisata Indonesia dalam kancah dunia.
Tidak hanya menyajikan keunggulan pariwisata dari dalam negara, perlu ada promosi untuk menaikkan kesadaran masyarakat dunia. Indonesia meraih Best of Show-Cultural Display dalam LATAS (LA Travel & Adventure Show) pada Februari 2018. CMT China The Holiday Exhibition memberikan predikat Best Showcase Exhibitor Award. Gelar- gelar yang diraih dalam ekshibisi ini menjadi salah satu alat untuk mengenalkan kekayaan Indonesia di mata internasional.
Banyaknya penghargaan pariwisata yang telah diraih ini diharapkan bisa menjadi pendorong masyarakat dan pemerintah untuk bersama-sama mengembangkan sekaligus melindungi wisata yang telah dimiliki Indonesia. Baik dari aspek wisata alam, sektor terkait seperti akomodasi dan transportasi, pemberdayaan manusia, hingga kreasi masyarakat, dapat menjadi modal untuk menaikkan citra pariwisata Indonesia.