Wisata RI Dikagumi Asing, Eh, Warga RI Liburan ke Luar Negeri

1_bandung_gedungsateKata Campus Mahoni, bila ingin meningkatkan kecintaan warga negara atas destinasi wisatanya, maka harus didukung dengan pelayanan khusus buat wisatawan lokal, dan jangan lebih mengutamakan wisatawan mancanegara. Buktinya saja biaya liburan ke luar negeri lebih murah dibanding dalam negeri.”Hal ini dapat dilihat melalui harga tiket pesawat dari dan ke penerbangan domestik dibanding dari dan keluar negeri. Belum lagi promosi dan pengelolaannya yang tak maksimal,” kritik Campus Mahoni.Edward Silaban bertanya, bagaimana pemerintah menjadikan daerah wisata menarik adalah faktor penting bagi peningkatan pemasukan negara. Jika warga negara sendiri masih menjadikan wisata asing sebagai favorit mestinya kita evaluasi diri. Apakah sudah layak Indonesia menjadi tempat wisata yang aman?”Potensi wisata sangat berperan penting dalam menunjang perekonomian.Diharapkan semua instansi bergiat dalam mendorong dan menjadikan Indonesia sebagai wisata bagi masyarakat sendiri dan wisatawan asing,” pinta Edward Silaban.

Martogi Nursaida menyebutkan kelebihan Indonesia adalah alamnya yang indah secara alami. Kelebihan beberapa negara ASEAN yang pernah Martogi Nursaida kunjungi yang sekaligus menjadi kekurangan negara/pemerintah kita adalah pengelolaannya. Masalah kebersihan, yang pastinya menyangkut kenyamanan selama menikmati wisata.

Ini adalah salah satu kunci keberhasilan mereka yang masih sulit kita temui di tempat-tempat wisata di negara kita. Belum lagi masalah penataan pedagang dan parkir di sekitar tempat wisata. Negara kita dikarunia Tuhan dengan alam yang sangat indah, kita hanya perlu mengelola.

“Sangat penting bagi negara untuk membangun masyarakat yang sadar wisata,” Martogi Nursaida mengingatkan.

Dearman Damanik melihat dari satu sisi kita bisa berbangga hati, di sisi lain, pembangunan, penataan dan promosi pariwisata kita belum maksimal, karena anggarannya minim.

“Di samping itu, yang mengelola pariwisata di daerah bukan yang menguasai bidangnya, ditambah lagi belum dilaksanakannya secara maksimal program Sapta Pesona.

Padahal itu sebagai roh pariwisata. Akhirnya masyarakat di sekitar objek wisata kebanyakan belum sadar wisata.”Dengan terpilihnya Indonesia sebagai tujuan favorit pemerintah, masyarakat dan swasta bisa lebih bersinergi untuk menyambut wisatawan baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

Secara jujur, ini merupakan kesempatan yang baik untuk memajukan sektor ini sampai ke daerah-daerah. Wajar kalau Presiden mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 69 Tahun 2015 tentang Bebas Visa Kunjungan Wisata untuk 45 Negara, dan akan menjadi 92 negara pada bulan Oktober tahun ini.
“Mari, semua pihak serius meningkatkan program ini untuk meningkatkan pendapatan negara dan masyarakat kedepannya.””Bravo Pariwisata!” ajak Dearman Damanik.

Askar Marlindo menjelaskan pariwisata merupakan sektor yang berperan besar terhadap perekonomian Indonesia. Melalui pariwisata sektor-sektor lainnya akan terdorong dan mengalami pertumbuhan. Sayangnya, saat ini pariwisata di Indonesia belum ditangani dengan baik. Seharusnya Indonesia yang memiliki banyak keunikan.

Terutama dengan beragam keistimewaannya ini mampu bersaing dengan negara-negara ASEAN yang lebih unggul dalam bidang pariwisata seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand. Jika melihat pernyataan Presiden Jokowi, ada kelebihan yang dimiliki oleh Malaysia sehingga mampu mengoptimalkan potensi pariwisata yang mereka miliki.

Padahal jika dilihat lebih jauh Indonesia memiliki potensi pariwisata yang lebih besar daripada Malaysia. Sayangnya, kita belum bisa mengoptimalkannya. Keberhasilan pariwisata Malaysia terletak pada promosi yang dilakukan. Pemasaran pada sektor pariwisata dikelola oleh Malaysia Tourism Promotion Board (MTPB).

Lalu dilakukan dengan gencar ke seluruh pelosok negeri bahkan hingga keluar negeri sehingga mampu menjaring wisatawan dalam negeri hingga luar negeri untuk berkunjung ke Malaysia. Selain itu, promosi juga dilakukan melalui festival-festival yang diselenggarakan di Malaysia. Promosi tersebut dilakukan melalui berbagai media massa.

Baik media cetak maupun elektronik di seluruh dunia. Melalui media elektronik Malaysia seringkali mempromosikan pariwisatanya di jaringan televisi CNN. Hal tersebut menjadikan pariwisata Malaysia dikenal oleh seluruh dunia. Sebenarnya Indonesia mampu melakukan promosi dan pemasaran seperti halnya yang dilakukan oleh Malaysia.

Namun seringkali terkendala dengan dana. Untuk dana promosi diketahui bahwa dana yang digunakan Indonesia untuk mempromosikan pariwisatanya hanya 1/6 dari dana promosi pariwisata Malaysia. Ke depannya perlu dikucurkan dana yang lebih banyak untuk melakukan promosi besar-besaran pasriwisata Indonesia.

Khususnya ke dunia Internasional. Karena dalam ilmu pemasaran, promosi adalah hal terpenting dari sebuah produk.

Nilai jual dan beli suatu produk bisa meningkat dengan menerapkan jaringan promosi yang lebih luas dengan cara efektif dan efisien sehingga ke depannya pariwisata Indonesia mampu menyaingi pariwisata Malaysia. “Bahkan di negara negara ASEAN lainnya sekalipun,” tegas Askar Malindo.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *