Diklat Pariwisata | Pelatihan Pariwisata-Akademi Gastronomi Indonesia berharap akademi pariwisata/perhotelan atau sekolah menengah kejuruan memasukkan kurikulum tentang pengolahan dan penyajian masakan tradisional untuk mempercepat upaya pelestarian warisan kuliner Indonesia. “Gastronomi atau seni pengetahuan tentang makanan yang baik di Indonesia memang belum populer seperti di Eropa, padahal dengan kekayaan dan keberagaman suku serta etnik di Indonesia, seharusnya Indonesia bisa menjadi negara yang mempunyai kekayaan gastronomi terbanyak,” kata Ketua AGI Pusat Vita Datau Messakh di Medan, Senin (19/5).
Dia mengatakan itu saat melantik pengurus AGI Sumut dengan ketua terpilih, Vita Pahlevi yang dihadiri Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Medan, Dzulmi Eldin. Dalam cara itu ditampilkan masakan dan kue tradisional Melayu, Batak ,dan Karo seperti arsik ikan emas, ayang ayam, dan cipera.
Vita menegaskan, dewasa ini, jumlah kepala juru masak atau “chef” lulusan sekolah di Indonesia sudah diperhitungkan di perhotelan dan restoran dalam dan luar negeri, tetapi sangat sedikit yang menguasai masakan tradisional.
Padahal, kata dia, di era global dan semakin modern, bukan saja, sajian “kampung” atau tradisional semakin dicari tetapi juga bisa menjadi sesuatu yang dapat menjadi unggulan sehingga bisa memenangkan persaingan.
“Semoga dengan terbentuknya AGI di Sumut yang merupakan pertama di daerah di luar Jakarta, akan semakin mengenalkan Medan sebagai tempat kuliner,” katanya.
Dia menegaskan, mengingat AGI adalah merupakan perkumpulan nirlaba yang didirikan oleh sekelompok orang penikmat makanan warisan Indonesia, maka diharapkan pelestarian warisan kuliner Indonesia bisa semakin lebih cepat tercapai.
Vita menyebutkan, dengan terbentuknya AGI di Sumut, maka pihaknya untuk tahap awal melakukan sosialisasi dan kerja sama dengan banyak pihak untuk mulai mendata kuliner khas daerah itu dan mempopulerkan kembali makanan tersebut.
“Pencarian bakat-bakat baru pelaku industri seperti chef akan dilakukan bersama Indonesia Chef Association (ICA) Medan. Ke depannya AGI harus dapat diterima dan didukung banyak pihak untuk mempopulerkan Sumut dan Indonesia di mata dunia dalam bidang budaya dan kuliner,” kata Vita.
Plt Wali Kota Medan, Dzulmi Eldin, mengatakan, kehadiran AGI dapat memperkuat Kota Medan sebagai kota pendidikan dan kuliner.
Kemajemukan warga Kota Medan baik dari suku, ras dan agama, diakui harus dimanfaatkan.
“AGI diharapkan dapat memberi kontribusi pada kuliner di Kota Medan dengan berbagai makanan serta minuman yang sehat dan bersih sehingga otomatis juga mendorong perekonomian,” katanya.