Mengagumi Bawah Air Indonesia Lewat Foto

Indonesia merupakan negara kepulauan. Artinya pulau-pulau yang dikelilingi lautan. Selain menyimpan potensi ekonomi dalam hal perikanan, tentu saja juga potensi pariwisata dari keindahan alam bawah air. Memang, untuk menyaksikan lansekap bawah air butuh biaya yang tidak sedikit. Jika Anda sudah kesengsem dengan dunia bawah air namun masih terkendala biaya, tak ada salahnya datang ke Moulin Rounge Hall, Grand Indonesia, Jakarta. Dari tanggal 9 – 12 Januari digelar pameran foto dari hasil Kontes Fotografi Bawah Air Indonesia Tingkat Dunia atau Indonesia World Underwater Photo Contest (IWUPC). Pameran ini dibuka oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Mari Elka Pangestu.

Dalam acara tersebut sekaligus diumumkan 27 foto yang ditetapkan sebagai pemenang dalam berbagai kategori yaitu Best of Show, Basic Compact, Compact Plus Wide, Compact Plus Macro, DSLR Wide, DSLR Macro, dan sepuluh besar Junior Category.

“Karya fotografi sebagai produk ekonomi kreatif sangat efektif untuk mempromosikan pariwisata di antaranya objek wisata selam terbaik Indonesia ke seluruh dunia dan memamerkan keunggulan pariwisata kita. Itu salah satu tujuan kita gelar kontes ini,” kata Mari dalam acara pengumuman pemenang kontes IWUPC, Kamis (9/1/2014).

Mari mengatakan melalui kontes fotografi IWUPC diharapkan lokasi-lokasi menyelam yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia lebih dikenal masyarakat internasional serta menarik wisatawan untuk datang, yang dampaknya meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.

Hal ini, lanjut Menparekraf yang juga hobi menyelam itu, karena Indonesia merupakan surga bagi para penyelam karena memiliki kekayaan laut yang begitu indah.

Kontes fotografi IWUPC yang baru pertama kali diselenggarakan oleh Kemenparekraf ini merupakan kontes internasional yang memiliki reputasi dunia. Oleh karena itu pemerintah menggelontorkan hadiah besar dengan total 200.000 dollar AS.

“IWUPC merupakan lomba yang ingin mengangkat keindahan alam bawah laut Indonesia ke atas kertas dan layar preview, dan kami sangat optimistis ini akan mampu menggerakkan seluruh pemangku kepentingan wisata selam Indonesia untuk bersama-sama mewujudkan Indonesia sebagai “Divers Heaven One Nation 2020″,” ujar Dirjen Pengembangan Destinasi Pariwisata Kemenparekraf, Firmansyah Rahim.

Kontes fotografi ini digelar selama 11 bulan dari Januari-Desember 2013 dengan lokasi pengambilan foto terluas yaitu seluruh perairan dan bawah laut Indonesia serta melibatkan tujuh juri internasional ternama yakni Alex Mustard (Inggris), Stephen Wong (Hongkong), Matt Weiss (AS), Burt Jones (AS), David Espinosa (AS), Yoshi Hirata (Jepang) dan Keri Wilk (Kanada).

Tercatat sampai Desember 2013, kontes ini diikuti 403 peserta dengan 2.625 foto. Tim juri kemudian menyaring dan mendapatkan sebanyak 186 foto ditetapkan sebagai nominasi dan finalnya. Sebanyak 27 foto ditetapkan sebagai pemenang dalam berbagai kategori terdiri dari 18 peserta internasional dan 9 peserta Indonesia.

Dari gelaran kontes ini juga diikuti oleh wisatawan selam dari berbagai negara. Selain itu, sebanyak 178 Dive Operator juga berpartisipasi dalam kontes foto ini yang mendampingi peserta bersama lokal dive guide.

Peserta harus menyertakan verifikasi dari dive operator di mana mereka melakukan penyelaman sebagai bukti bahwa hasil foto diambil di wilayah perairan di Indonesia.

“Selama ini kita nggak punya data dive operator. Sekarang ada 178 dive operator di database kita. Mereka sudah memenuhi standar dalam segala hal. Dive operator sangat penting dalam kesuksesan obyek wisata diving yang bertanggung jawab dan memadai,” jelas Mari.

“Dengan terdaftarnya mereka, maka kita ada akses sehingga pemetaan spot-spot diving bisa lebih lengkap dan tidak hanya bisa dilakukan pengembangan tetapi juga pemasaran dan langkah-langkah konservasi,” tambah Mari.

Dari hasil kontes ini, Kemenparekraf akan melakukan evaluasi sekaligus pemetaan lokasi menyelam serta data dive operator dan jumlah wisatawan yang mengunjungi Indonesia dengan motivasi pertama untuk menyelam. Dari evaluasi tersebut, nantinya akan dirancang pengembangan dan langkah-langkah konservasi.

“Sehingga Indonesia bukan hanya menjadi surga untuk menyelam tetapi mempunyai standar internasional dalam melakukan diving,” kata Mari

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

eighteen − seven =