Pendahuluan
Kegiatan wisata, sebagaimana merujuk kepada Wahab (1995) dan Yoeti (2002), adalah suatu aktivitas yang dilakukan untuk menikmati sebuah produk wisata. Karena itu, penambahan komponen-komponen pada produk wisata akan memberikan pilihan dan kesempatan wisatawan untuk dapat menikmatinya.
Pengembangan komponen-komponen produk wisata sendiri merupakan hal yang diperlukan dalam rangka peningkatan kontribusi terhadap penerimaan pemerintah daerah dari sektor pariwisata. Penerimaan pemerintah daerah ini dapat diperoleh melalui retribusi, pajak, keuntungan BUMD serta adanya efek pengadaan yang akan meningkatkan pendapatan daerah secara tidak langsung melalui daya dukungnya terhadap pertumbuhan ekonomi di sektor lain.
Menurut Kotler (2006:12) pemasaran adalah proses sosial dan manajerial yang mengakibatkan individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan lewat penciptaan dan pertukaran produk dan nilai dengan pihak lain. Sedangkan pengertian jasa menurut Kotler (2006:465) adalah berbagai tindakan atau kinerja yang ditawarkan suatu pihak kepada pihak yang lain, yang pada dasarnya tidak dapat dilihat dan tidak menghasilkan hak milik terhadap sesuatu. Produksinya pun dapat berkenaan dengan sebuah produk fisik ataupun tidak. Jadi pemasaran jasa adalah proses sosial dan manajerial yang mengakibatkan individu dan kelompok memperoleh tindakan atau kinerja yang ditawarkan suatu pihak kepada yang lain, yang pada dasarnya tidak dapat dilihat dan tidak menghasilkan hak milik terhadap sesuatu.
Strategi pemasaran sebagai strategi fungsional sangat penting artinya untuk mendukung strategi perusahaan. Adapun definisi strategi pemasaran adalah analisis, strategi pengembangan, dan pelaksanaan kegiatan dalam pemilihan pasar sasaran produk pada setiap unit bisnis, penetapan tujuan pemasaran, dan pengembangan, pelaksanaan, serta pengelolaan strategi program pemasaran penentuan posisi pasar yang dirancang untuk memenuhi keinginan konsumen pasar sasaran. Penerapan strategi pemasaran wisata ditekankan pada konsep yang berwawasan pemasaran strategis dan sosial (Bermasyarakat) secara bersamaan. Konsep berwawasan pemasaran societal ini menghindarkan konflik yang mungkin terjadi antara keinginan pengusaha dan kepentingan konsumen, dan kesejahteraan jangka panjang. Konsep ini untuk mengantisipasi terjadinya perusakan lingkungan, kelangkaan sumberdaya, meledaknya jumlah penduduk, kelaparan dan kemiskinan di dunia serta pelayanan masyarakat yang terabaikan.
Tujuan Pelatihan
Tujuan mengikuti kegiatan ini, peserta pelatihan diharapkan dapat:
- Memahami dan menyusun disain riset pemasaran pariwisata;
- Memahami segmentasi pasar berdasarkan geografi, perilaku dan demografi
- Memahami faktor apa saja yang mempengaruhi hasil riset pemasaran untuk industri pariwisata
Materi Pelatihan
Materi yang akan diajarkan selama pelatihan:
- Pengantar Pengelolaan Destinasi Pariwisata
- Pemasaran Destinasi Pariwisata
- Perencanaan Pariwisata
- Pengelolaan Pengunjung di Destinasi Pariwisata
- Pengelolaan Krisis di Destinasi Pariwisata
- Informasi dan Penelitian Pariwisata
- Tata Kelola dan Pendanaan Organisasi Pengelola Destinasi Pariwisata
- Sumber Daya Manusia Organisasi Pengelola Destinasi Pariwisata
Waktu Pelatihan
Angkatan 1, 24-25 Januari 2023
Angkatan 2, 21-22 Februari 2023
Angkatan 3, 27-28 Maret 2023
Angkatan 4, 17-18 April 2023
Angkatan 5, 22-23 Mei 2023
Angkatan 6, 26-27 Juni 2023
Angkatan 7, 24-25 Juli 2023
Angkatan 8, 21-22 Agustus 2023
Angkatan 9, 25-26 September 2023
Angkatan 10, 23-24 Oktober 2023
Angkatan 11, 29-30 November 2023
Angkatan 12, 27-28 Desember 2023