Pelatihan Pariwisata – Pandemi Covid-19 memberikan dampak ke sektor pariwisata termasuk di Kabupaten Sigi , Sulawesi Tengah. Sejak pertengahan tahun 2020 beberapa objek wisata andalan kabupaten itu sepi pengunjung. Selain karena kebijakan buka tutup sesuai dengan situasi pandemi, berwisata juga ditakutkan warga meningkatkan risiko tertular virus tersebut.
“Ini bisa mencegah transaksi tunai yang membuat kontak fisik terjadi,” Kadis Pariwisata Sigi, Diah Agustiningsih menjelaskan, usai penandatanganan kerja sama antara Bank Mandiri Area Palu dengan Dinas Pariwisata Kabupaten Sigi untuk pelayanan pembayaran non tunai (cashless) Objek Wisata, Jumat (9/7/2021).
Dengan kerja sama itu, pembayaran di objek wisata yang dikelola Pemkab Sigi nantinya bisa melalui akses barcode atau Quick Respons Indonesian Standart (QRIS) yang didukung Bank Mandiri, termasuk mesin edisi untuk memudahkan pembayaran di objek wisata.
Pemerintah Kabupaten Sigi juga merintis pengelolaan berbasis digital dengan menggandeng perbankan untuk menyediakan layanan pembayaran cashless atau non tunai di dua destinasi wisata, yakni Pemandian Air Panas Bora dan Wayu Paraglider, sehingga meminimalisir penyebaran risiko Covid-19.
Dengan begitu, risiko penyebaran Covid-19 bisa diminimalisir. Selain itu, akuntabilitas pengelolaan keuangan dapat dijaga melalui pencatatan digital.
“Hal ini mencegah transaksi tunai dari kontak fisik,” Diah Agustiningsih, Kepala Dinas Pariwisata Sigi menjelaskan setelah Bank Mandiri Area Palu dan Dinas Pariwisata Kabupaten Sigi menandatangani kerjasama layanan pembayaran non tunai (cashless) untuk objek wisata, Jumat (9) /09) 7/2021).
Melalui kerja sama ini, pembayaran tempat wisata yang dikelola Pemkab Sigi akan dapat mengakses barcode yang didukung oleh Bank Mandiri atau Quick Response Indonesian Standards (QRIS), termasuk versi mesin yang digunakan untuk memudahkan pembayaran tempat wisata.
“Pemakaian aplikasi jasa pemesanan makanan/minuman melalui Digiresto maupun aplikasi lainnya juga akan didorong,” Head Area Bank Mandiri Palu, Zuhri mengatakan.
Selain pertanian, pariwisata terutama wisata alam sendiri merupakan sektor yang vital bagi perekonomian di kabupaten yang bertetangga dengan Kota Palu itu. Upaya pemulihan dengan manajeman pengelolaan yang adaptif protokol kesehatan dan teknologi jadi salah satu solusi yang diharapkan membangkitkan sektor andalan PAD Sigi yang sedang lesu tersebut.
“Padahal sektor pariwisata menjadi penyumbang PAD terbesar di Sigi. Saat ini sebulan paling tinggi 200 orang yang berkunjung,” Diah memungkasi.