Pertengahan 2014, TripAdvisor memberikan penghargaan “Travelers’ Choice” untuk 10 water park terbaik di Asia.Hasilnya, tiga water park yang ada di Indonesia masuk dalam 10 daftar water park terbaik di Asia, yakni Waterboom Bali di Kuta, Waterboom PIK Jakarta dan Circus Waterpark Kuta. Yang membanggakan, dikategori 10 Objek Wisata dan water park Teratas di Asia, Waterbom Bali di Kuta menduduki peringkat pertama. Water park ini berhasil mengalahkan Universal Studios Singapura dan Ocean Park, Hong Kong. Mereka menduduki peringkat kedua dan ketiga. Dari situs resmi TripAdvisor, water park ini telah direview oleh lebih dari 2.700 wisatawan. Sekitar 1.871 mengatakan Waterbom Bali memiliki pelayanan dan fasilitas dengan rating excellent, sedangkan 751 orang member rating very good untuk water park ini.
Yups, waterboom atau water park memang telah menjadi ikon wisata air bagi masyarakat. Karena itu, tak heran jika kini water park menjadi marak dibangun oleh pengembang skala township alias kota mandiri. Persaingan water park yang dibangun pada hunian skala township juga kian sengit. Keberadaan water park juga menjadi penyeimbang lingkungan perumahan, yakni antara hunian, Ruang Terbuka Hijau (RTH), dan tempat rekerasi keluarga.
Pakar arsitektur, Gunawan Tjahjono mengatakan, proyek properti yang dibangun pengembang harus mendukung konsep ramah lingkungan atau properti hijau dan mengedepankan tempat rekreasi bagi keluarga. Saat ini, beberapa pengembang telah mengadopsi konsep green untuk beberapa produknya. Pengembang yang peduli ramah lingkungan menerapkan desain eksterior dan interior sesuai dengan konsep natural dan hijau.
Menurut Gunawan, pengadaan RTH dibutuhkan secara ekologi agar dapat lebih meningkatkan kualitas lingkungan, selain kualitas produk properti yang dibangun. “Salah satu bentuk kontribusi dunia arsitek untuk menjaga kelangsungan ekosistem dunia adalah mendirikan green building. “Bangunan hijau” ini merupakan konsep pembangunan gedung yang menggunakan prinsip-prinsip ramah lingkungan,” terang Gunawan belum lama ini. Soal RTH, pengembang juga harus serius memperhatikan kebutuhan rekreasi keluarga. Di sisi lain, pengembang juga menangkap ada peluang bisnis dengan pembangun water park. Karena itu, tak heran, pengembang kota mandiri di Indonesia kini kian gencar membangun water park atau theme park di lokasi proyek huniannya. Sebut saja BSD City (Sinar Mas Land Group), Ciputra Group, Bakrieland Group atau Lippo Cikarang (Lippo Group) yang bisa disebut sebagai pengembang kota mandiri yang memelopori water park di Indonesia.
Sinarmas Land, misalnya, belum lama ini kembali me-launch water park-nya di Grand Wisata Bekasi seluas 7,5 hektar yang diberi nama Go!Wet Water Park. Bukan hanya didominasi pengembang skala kakap, pengembang di level menengah seperti ISPI Group pun juga gencar membangun water park. Di Cikarang ISPI membangun Matador, water park yang berlokasi di samping Hotel Whiz Prime, di kawasan Cifest Walk Cikarang. Aksi pengembang membangun water park bukan latah semata. Bagi pengembang, membangun water park menjadi salah satu strategi untuk mendongkrak pendapatan berulang (recurring income). Bagaimana tidak? Data yang diperoleh dari satu pengembang mengungkapkan pengoperasian water park-nya menghasilkan 20 miliar hingga 25 miliar rupiah per tahun.
Persentase dari total pendapatan perusahaan memang relatif kecil alias tak sampai 5 persen. Namun jumlah itu cukup signifikan untuk membantu operasional roda perusahaan agar terus berputar. Bisnis water park sendiri muncul seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan minimnya sarana hiburan dan rekreasi untuk keluarga yang dikelola secara profesional. Artinya, meskipun fokus target market sebuah water park di kawasan hunian adalah penduduk di kawasan hunian tersebut, pengembang perlu memiliki strategi perencanaan yang jelas untuk water park yang akan dibangunnya.
Sebab kalau banyak pengembang membangun water park, persaingan akan kian ketat dan tak menutup kemungkinan penduduk di kawasan permukiman A akan mendatangi water park di kawasan permukiman B lantaran water park di kawasan permukiman A tidak dikelola secara baik. yun/E-6