Diklat Pariwisata-Industri pariwisata menjadi salah satu sektor unggulan di Kabupaten Sleman yang mengalami pertumbuhan pesat. Berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2013, sektor perdagangan, hotel dan restoran menyumbang kontribusi terbesar dalam Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Menurut Setda Sleman, Sunartono, nilai sumbangan sektor ini mencapai 23,56 persen dari total PDRB atau sejumlah Rp 1,76 miiar. Namun demikian, pertumbuhan sektor pariwisata ini juga berdampak negatif terutama menyangkut masalah kemacetan.
“Saat akhir pekan dan liburan, kepadatan lalu lintas meningkat tajam. Karena itu perlu diterapkan pengelolaan transportasi untuk mengurangi kemacetan,” ungkapnya, Kamis (23/1). Menurut Sunartono, persoalan itu harus mulai dibahas dalam target pembangunan jangka menengah tahun 2015. Hal itu sebagai salah satu upaya untuk mewujudkan kondisi masyarakat yang sejahtera lahir dan batin.
Indikatornya yakni pada pencapaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) pada angka 80, dan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,59 persen. Data terakhir pada tahun 2012, pertumbuhan ekonomi daerah mencapai 5,20 persen. Di lain sisi, dia menilai kondisi itu memberikan efek positif dan negatif. Ke depan, implementasi kebijakan hendaknya mampu memperkecil efek negatif yang mungkin timbul.
Pembangunan di bidang ekonomi diharapkan pula mampu mengakomodasi penguatan keistimewaan Yogyakarta sesuai amanat UU Nomor 13 tahun 2012. Hal ini dimaksudkan agar pertumbuhan perekonomian nantinya tidak menghilangkan nilai-nilai budaya lokal. Alih-alih dapat berjalan beriringan secara harmonis.