Selama pandemi Covid-19 industri pariwisata Indonesia bisa dibilang lumpuh. Hal itu dibuktikan dengan jutaan pekerja di sektor pariwisata yang kehilangan pendapatan. Namun, usai kelumpuhan akibat Covid-19, nantinya industri akan memasuki era new normal tourism.Era baru tersebut diamini oleh pengusaha Sandiaga Uno dan tokoh pariwisata nasional, Sapta Nirwandar, dalam diskusi daring bertajuk “Pariwisata vs Covid-19” Kamis (7/5/2020). Sandiaga dan Sapta mengatakan pengusaha pariwisata harus bersiap-siap menghadapi era baru susai pandemi. Dan mereka pun percaya denyut pariwisata hingga saat ini masih berdetak.Optimisme Sandiaga terhadap sektor pariwisata dilengkapi dengan lima kiat untuk para pelaku bisnis pariwisata yang ia beri nama, Vitapreneur.
Kiat pertama, para pengusaha harus pandai mengelola dana tunai dengan hati-hati. Caranya, lakukan penghematan serta memutakhirkan rencana bisnis dengan memasukkan mitigasi krisis.
“Usaha yang sehat itu harus ada cash flow sampai tiga bulan. Anda bisa mengelola dana dengan ketat, negosiasi ulang kewajiban, dan mengubah ulang waktu tagihan,” terangnya.
Kiat kedua, pelaku pariwisata segera beradaptasi dengan kondisi normal yang baru atau new normal tourism, dengan tetap mengutamakan keamanan dan keselamatan diri, keluarga, dan karyawan.
Menurut Sandi, kondisi yang terjadi setelah pandemi Covid-19 menuntut pengusaha untuk memanfaatkan peluang baru. Semisal memanfaatkan teknologi digital untuk menyediakan produk dan layanan yang sedang dibutuhkan pasar, seperti makanan, aneka jamu, sembako, hingga jasa pengantaran barang.
“Pembatasan sosial berskala besar (PSBB) membuat orang tidak lagi berwisata. Kondisi ini jangan dilihat sebagai bencana, namun sebagai peluang untuk dimanfaatkan dengan baik,” kata Sandiaga.
Kiat ketiga, lanjut Sandiaga, yakni memanfaatkan jejaring untuk bisa bertahan dan tetap optimistis menghadapi krisis. Kiat keempat, meningkatkan kualitas diri dengan berbagai pelatihan mandiri atau yang diberikan oleh pemerintah. Terakhir, kiat kelima meningkatkan kepercayaan bahwa ujian ini akan berakhir, dan industri pariwisata akan cepat kembali pulih.
“Kondisi sulit pernah saya alami. Pengalaman saya ketika krisis 1997-1998, saya terpaksa memulai usaha sebagai UMKM dengan mempekerjakan tiga orang. Sekarang membuka lapangan kerja bagi 30.000 karyawan di seluruh Indonesia,” imbuhnya.