Wisata bahari Indonesia sangat kaya

Pembangunan pariwisata di arahkan untuk meningkatkan  kesejahteraan  yang berkelanjutan.  Wisata bahari  dengan kesan penuh makna  bukan semata-mata  memperoleh hiburan dari berbagai suguhan atraksi dan suguhan alami lingkungan pesisir dan lautan  tetapi juga diharapkan  wisatawan dapat berpartisipasi  langsung untuk mengembangkan konservasi lingkungan sekaligus pemahaman yang mendalam  tentang seluk beluk  ekosistem pesisir  sehingga membentuk kesadaran  bagaimana  harus bersikap untuk  melestarikan wilayah pesisir dan dimasa kini  dan masa yang akan datang.  Jenis  wisata memanfaatkan wilayah pesisir dan lautan secara langsung maupun  tidak langsung.

Kegiatan langsung  diantaranya berperahu, berenang, snorkling, diving, pancing. Kegiatan tidak langsung  seperti  kegiatan  olahraga pantai, piknik menikmati atmosfer laut  (Siti Nurisyah, 1998).        Konsep wisata bahari di dasarkan pada view, keunikan alam, karakteristik ekosistem, kekhasan seni budaya  dan karaktersitik  masyarakat sebagai kekuatan dasar  yang dimiliki oleh masing-masing daerah.  Wheat ( 1994) berpendapat bahwa  wisata bahari  adalah pasar khusus  untuk orang yang sadar akan lingkungan  dan tertarik  untuk mengamati alam. Steele (1993) menggambarkan kegiatan ecotourism bahari   sebagai proses ekonomi  yang memasarkan ekosistem  yang menarik dan langka.  Choy dan Heillbronn (1996), merumuskan lima faktor  batasan yang mendasar  dalam penentuan prinsip utama  ekowisata, yaitu :
a.    Lingkungan; ecotourism bertumpu pada  lingkungan alam, budaya yang relative belum tercemar atau terganggu
b.    Masyarakat; ekotourism  harus memberikan manfaat  ekologi, sosial dan ekonomi  langsung kepada masyarakat.
c.    Pendidikan dan Pengalaman;  Ekotourism  harus dapat meningkatkan  pemahaman  akan lingkungan alam dan budaya  dengan adanya pengalaman yang dimiliki.
d.    Berkelanjutan; Ekotourism  dapat memberikan  sumbangan positip  bagi keberlanjutan  ekologi lingkungan baik jangka pendek maupun jangka panjang.
e.    Manajemen; ekotourism harus dikelola secara baik dan menjamin sustainability lingkungan alam, budaya  yang bertujuan untuk peningkatan  kesejahteraan sekarang maupun generasai mendatang
f.     Orientasi pemanfaatan utama pesisir  dan lautan serta  berbagai elemen pendukung lingkungannya  merupakan suatu bentuk perencanaan dan pengelolaan kawasan secara terpadu  dalam usaha mengembangkan  kawasan wisata. Aspek fisik dan budaya merupakan  suatu kesatuan yang terintegrasi yang saling mendukung sebagai suatu kawasan wisata  bahari.  Gunn (1993) mengemukakan bahwa suatu kawasan wisata  yang baik dan berhasil  bila secara optimal didasarkan kepada  empat aspek yaitu :
1)    mempertahankan kelestarian lingkungannya
2)    meningkatkan kesejahteraan masyarakat di kawasan tersebut
3)    menjamin kepuasan pengunjung
4)    meningkatkan keterpaduan dan unit pembangunan  masyarakat di sekitar   kawasan dan zone pengembangannya

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

13 − 6 =