Rencana kenaikan harga tiket angkutan penerbangan, menyusul kenaikan harga bahan bakar pesawat, dipastikan tidak akan mengganggu pertumbuhan sektor pariwisata. Ketua Asosiasi Perjalanan Wisata Indonesia Jawa Tengah, Joko Suratno, di Semarang, Rabu (5/3), mengatakan bahwa bagi penerbangan domestik, kenaikan harga tiket pesawat tidak begitu berpengaruh terhadap pariwisata. “Karena besaran kenaikan tidak banyak, contohnya untuk penerbangan Jakarta-Semarang kemungkinan hanya dikenakan surcharge antara Rp 30 ribu hingga Rp 50 ribu,” ujarnya. Joko menyampaikan, saat ini perjalanan wisata menjadi tren baru di kalangan masyarakat, untuk itu mereka sudah memastikan kondisi keuangan sebelum memulai perjalanan.
“Apalagi tiket pesawat kan harganya nggak flat, bisa Rp 500 ribu, bisa juga Rp 800 ribu, jadi kalau ada tambahan sekitar Rp 50 ribu itu bukan masalah, bagi mereka budgeting tidak terlalu berpengaruh,” katanya.
Menurut dia, tahun 2013 yang diisi dengan program Visit Jateng telah dimanfaatkan cukup optimal oleh sejumlah pihak swasta, salah satunya sektor industri.
“Diharapkan pada tahun ini dampak dari program Visit Jateng tetap terasa, untuk itu sektor wisata bisa tetap tumbuh positif,” jelasnya.
Sementara, meskipun tahun 2014 merupakan tahun pemilu, pihaknya tetap berharap kondisi tersebut tak sampai mengganggu sektor wisata.
“Mungkin kalau untuk sektor wisata kami tidak bisa berharap ada kenaikan banyak, tapi dari sektor MICE untuk hotel diharapkan ada pertumbuhan yang signifikan,” jelasnya.
Prediksi kenaikan MICE dikarenakan banyaknya aktivitas politik yang banyak bertempat di hotel, kondisi tersebut kemungkinan juga akan berpengaruh pada tingkat hunian hotel.