Menparekraf dan BI bahas pembayaran digital bagi pelaku pariwisata

Menparekraf dan BI bahas pembayaran digital bagi pelaku pariwisata

QRIS menjadi salah satu solusi alat pembayaran digital yang dapat diaplikasikan di semua sektor khususnya sektor pariwisata
Pelatihan Pariwisata – Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno bersama Gubernur Bank Indonesia (BI) membahas sistem pembayaran digital QRIS bagi pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif untuk memudahkan transaksi di tengah pandemi COVID-19.

Sandiaga dalam virtual meeting dengan Bank Indonesia, di Jakarta, Rabu, mengatakan pengembangan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif membutuhkan dukungan kementerian/ lemabaga lain. Oleh karenanya, sinergi dengan Bank Indonesia menjadi satu hal yang perlu dilakukan.

“Bank Indonesia memiliki program yang berkesinambungan, inklusif dalam mengembangkan industri pariwisata dan ekonomi kreatif. Untuk itu, kita perlu menjalin sinergi bersama,” ujarnya.

Menparekraf menjelaskan saat ini pihaknya sedang fokus dengan program Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (BBI) 2021 dan Bangga Berwisata di Indonesia.

Untuk itu perlu ada dukungan inovasi salah satunya berupa pengembangan sistem pembayaran digital seperti QRIS untuk memudahkan pelaku usaha di sektor ekonomi kreatif.

Baca juga: Sandiaga ingin GeNose C19 jadi “game changer” sektor pariwisata

Karena QRIS menjadi salah satu solusi alat pembayaran digital yang dapat diaplikasikan di semua sektor khususnya sektor pariwisata yang menuntut semuanya harus serba cepat, mudah, murah, dan aman.

Kemudian perlu adanya big data, agar kebijakan yang dibuat lebih “targeted” dan “segmented”.

“Diperlukan juga data di sentra ekspor, sehingga kita bisa melakukan pendekatan berbasis data untuk pengembangan industri dan investasi. Karena tidak mungkin kita bisa mengembangkan usaha di bidang pariwisata dan ekonomi kreatif, serta membuka atau mempertahankan 34 juta lapangan kerja ini tanpa adanya informasi atau big data yang mendukung hal tersebut,” katanya.

Menparekraf menuturkan walaupun arahan Presiden untuk fokus pada pengembangan lima destinasi super prioritas, tapi Menparekraf mengusulkan agar ada tiga destinasi tambahan, yaitu Bali, Jakarta, dan Kepulauan Riau. Usulan tersebut sudah mendapat persetujuan dari Presiden.

“Saya berharap tiap daerah tersebut bisa dibantu kantor perwakilan dari Bank Indonesia untuk menyiapkan pelaku UMKMnya, agar bisa diberikan pelatihan dan pengembangan kompetensi,” ujar Sandiaga.

Selain itu, agar sektor pariwisata dan ekonomi kreatif bisa bangkit lagi dan menurunkan angka penularan COVID-19, selain protokol kesehatan 3M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak) yang ketat dan disiplin, juga harus melakukan 3T (testing, tracing, dan treatment) secara komperhensif.

Dalam kesempatan yang sama, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjyo, mengatakan pihaknya siap untuk mendukung berbagai program yang digagas oleh Kemenparekraf/Baparekraf.

“Pertama, kami akan mengintegrasikan penggunaan QRIS, mulai dari ticketing, booking hotel, restoran, transportasi, agar memudahkan pelaku UMKM dalam menggunakan pembayaran berbasis digital. Kedua, nanti kami juga akan menyiapkan UMKM binaan kami, yang tentunya sudah kami kurasi untuk kita supply,” kata Perry.

Mengenai big data, pihaknya sudah melakukan konsolidasi dengan Online Travel Agency (OTA) untuk memperoleh data terkait tujuan wisata, maskapai yang digunakan, hingga demografi wisatawannya. Harapannya, nanti big data ini dapat diolah menjadi “reporting system”, sehingga membantu Kemenparekraf untuk mengakses data yang akurat.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

one × 4 =