Diklat Pariwisata – Pelaku usaha pariwisata di Kota Malang mengeluhkan, rencana kenaikan tiket masuk ke Bromo yang mencapai 300 persen. Bahkan mereka ancang-ancang menggugat peraturan pemerintah, yang mengatur tarif masuk Taman Nasional tersebut. Kepastian perubahan tarif ini, setelah ada revisi Peraturan Pemerintah (PP) nomor 59 tahun 1998 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNPB) sektor kehutanan. Revisi tersebut ditandatangani Presiden para 14 Februari 2014 lalu. “Kami di antara pelaku usaha pariwisata baru mendapat salinananya pada 27 Februari,” ungkap Supomo, di Hotel Sahid Montana II, Kota Malang.Rabu (5/3/2014), Dalam revisi tersebut, tarif wisatawan nusantara berubah dari Rp 10 ribu menjadi Rp 37.500 per orang. Tarif hari libur bertambah menjadi Rp 67.500 per orang. Sementara tarif wisatawan mancanegara berubah dari Rp 72.500 menjadi Rp 267.500 per orang. Untuk hari libur, tarif berubah menjadi Rp 640 ribu.
Perubahan tersebut, dianggap sangat memberatkan para pelaku usaha wisata. Sebab menurut Supomo, tarif tersebut menjadikan wisata Bromo menjadi wisata yang mahal. Akibatnya para wisatawan pun mulai beralih ke tujuan lain.
“Ini dibuktikan, pesanan paket wisata yang masuk bulan Mei dan Juni sudah banyak yang dibatalkan. Mereka rata-rata keberatan dengan kenaikan tarif yang begitu mahal,” terang Supomo.
Supomo yang mempunyai agen perjalanan di Kota Batu mengatakan, sebelumnya paket wisata ke Bromo hanya Rp 375 ribu – Rp 450 ribu per orang. Paket tersebut berlaku untuk wisatwan nusantara, minimal lima orang dan one day trip. Sedangkan wisatawan mancanegara hanya menyesuaikan tiket masuk saja.
Tarif tersebut sebenarnya sudah tergolong mahal untuk wisawatan nusantara. Namun karena Bromo masih menjadi ikon wisata Jawa Timur, paket tersebut masih banyak peminat. “Jika kondisinya seperti ini, bukan hanya agen perjalanan yang merugi. Banyak pelaku usaha di Bromo juga rugi, seperti sewa jip, pemilik kuda maupun penginapan,” tambahnya.