Pelatihan Pariwisata – Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menilai pariwisata dan e-commerce sebagai sektor paling strategis untuk menarik investasi yang berkualitas. Investasi menjadi satu di antara program prioritas yang dijalankan pemerintah.Pada setiap kesempatan, Presiden Jokowi selalu mengingatkan agar investasi yang masuk ke Indonesia dapat merangkul semua sektor. Sesuai arahan Presiden, BKPM akan menekankan kualitas dalam menjaring investasi sepanjang tahun ini. Satu di antara ukuran investasi berkualitas adalah yang bisa menyediakan banyak lapangan kerja dan memberikan penghasilan lebih tinggi. Kepala BKPM Thomas Lembong menjagokan dua sektor strategis, yaitu pariwisata dan e-commerce. Pariwisata menjadi unggulan karena mayoritas berada di sektor jasa. Pariwisata juga merupakan komoditas yang paling berkelanjutan dan menyentuh hingga ke level bawah masyarakat.
“Pariwisata paling cepat menghasilkan. Dampak kepada lapangan kerjanya cepat dan penghasilan devisanya jalan. Selain itu, sektor jasa juga meningkat karena semua layanan pariwisata dilakukan oleh tenaga manusia,” ujar Thomas seusai rapat terbatas mengenai investasi dan perdagangan di Istana Merdeka, Jakarta, akhir pekan lalu.
Sebagai catatan, untuk 2017 pemerintah menargetkan investasi pariwisata sebesar USD1,7 miliar, baik investasi dari dalam negeri (PMDN) mau pun dari luar negeri (PMA). Lokasi yang banyak diminati investor adalah DKI Jakarta, Bali, Jawa Barat, Sulawesi Utara, dan Nusa Tenggara Barat. Sebagai perbandingan, pada 2016 total nilai realisasi investasi sektor pariwisata mencapai sekitar USD1,35 miliar atau naik 28,96% dibanding pada 2015 dengan mayoritas investasi berasal dari PMA sekitar 88,14% antara lain dari Singapura, British Virgin Islands, dan HongKong. Pada 2018 trennya diproyeksikan tidak jauh berbeda, baik dalam pertumbuhan, lokasi investasi, maupun asal investornya. Pada 2018 pemerintah menargetkan investasi pariwisata baik asing maupun domestik mencapai USD2 miliar.
Selain itu, hingga 2019 target investasi juga ditujukan untuk pengembangan 10 destinasi pariwisata prioritas (DPP) yang membutuhkan total investasi USD20 miliar dengan pembagian USD10 miliar untuk investasi infrastruktur publik dan USD10 miliar untuk investasi infrastruktur privat. Tidak bisa dipungkiri, dalam kurun waktu tiga tahun pariwisata telah menjelma menjadi kekuatan ekonomi baru.
Setiap tahun performa pariwisata Indonesia menanjak. Grafiknya kontras bila dibandingkan komoditas lain seperti minyak, gas, batubara. Sektor pariwisata diproyeksikan mampu menyumbang produk domestik bruto (PDB) sebesar 15% atau Rp280 triliun untuk devisa negara dan menyerap 13 juta tenaga kerja pada 2019.
Lebih jauh, sektor pariwisata diyakini mampu menciptakan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi yang lebih tersebar di seluruh negeri ini.
“Pariwisata akan mampu memutus rantai kemiskinan, pengangguran, juga kesenjangan dengan cepat dan tepat. Saya optimistis pariwisata menjadi core economy negara ini kedepan,” ucap Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya melalui keterangan tertulis