Jadwal Pelatihan Pariwisata 2015
Pemerintah menargetkan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) muslim ke Indonesia sebanyak 3 juta orang atau 25% dari total kunjungan wisman 2015 yang diproyeksikan sebanyak 12 juta wisman. Tahun lalu wisman muslim yang berkunjung ke Indonesia hanya 20% dari total wisman atau sekitar 1,8-2 juta orang. Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya berpendapat, Indonesia sebagai destinasi wisata dengan penganut Islam terbesar seharusnya bisa menarik kunjungan wisman muslim jauh lebih besar dari angka tersebut. ”Potensi wisman muslim besar, pasarnya lebih besar daripada wisman asal China yang banyaknya 100 juta wisman per tahun dengan total pembelanjaan USD100 miliar. Adapun, total pembelanjaan wisman muslim mencapai USD140 miliar,” ujarnya di sela-sela peluncuran program ”Positioning Banda Aceh sebagai Pusat Wisata Islami Dunia” di Jakarta kemarin.
Thomson Reuters dalam State of the Global Islamic Economy 2012 menyebutkan, muslim dunia menghabiskan sekitar USD137 miliar untuk berwisata pada 2012 atau 12,5% dari pengeluaran global. Angka tersebut diprediksi meningkat menjadi USD181 miliar pada 2018 (di luar pengeluaran haji dan umrah).
Sementara, populasi muslim dunia menurut Pew Research Center Forum on Religion and Public Life juga diperkirakan akan terus bertambah, dari 1,6 miliar jiwa pada 2012 menjadi 2,2 miliar pada 2030. Jumlah wisatawan muslim yang bepergian ke berbagai negara pada 2012 diperkirakan sebanyak 125 juta jiwa.
Guna menarik lebih banyak kunjungan wisman muslim ke Indonesia, pemerintah menetapkan sejumlah destinasi unggulan wisata syariah, di antaranya Aceh, Sumatera Barat, dan Nusa Tenggara Barat. Menpar mengungkapkan, kentalnya nilai religi dan kebudayaan di destinasi tersebut tidak diragukan lagi akan mampu menarik wisatawan.
Hanya nilai keekonomiannya yang belum tereksplorasi. ”Contohnya, wisman Malaysia yang ke Indonesia jumlahnya 2 juta orang, tapi mereka lebih banyak datang ke Bandung, bukannya ke Aceh lantaran daya tarik fashion dan food di Bandung. Padahal, Aceh bisa dengan mudah meniru Bandung,” tuturnya.
Arief mengakui kelemahan Indonesia dalam mempromosikan destinasi wisata. Padahal, daerah seperti Aceh memiliki produk wisata yang baik dan tidak terkendala akses ataupun infrastrukturnya. ”Kita akan bantu promosi Aceh dengan menambahkan anggaran promosi Rp10 miliar untuk seluruh Aceh,” ungkapnya.
Pada kesempatan yang sama Presiden Pacific Asia Travel Association (PATA) Indonesia Chapter Purnomo Siswoprasetijo mengatakan, PATA tertarik menjadikan Aceh sebagai ikon wisata Islami karena kekayaan alam, budaya, sumber daya manusia, dan syariat Islam yang kuat di bumi Serambi Mekkah.
”Kami melihat branding yang tepat sasaran yang bisa dipromosikan oleh PATA. Melalui jejaring PATA yang beranggotakan 42 negara, kita bisa masukkan destinasi unggulan dari setiap daerah untuk dikembangkan dan dipromosikan bersama,” paparnya.
Pihaknya berjanji akan mempromosikan Aceh sebagai pusat wisata Islami dunia ke pasar-pasar yang tepat, di antaranya Timur Tengah, Malaysia, China, dan Belanda. Wali Kota Banda Aceh Illiza Sa’aduddin Djamal mengatakan, pihaknya ingin menjadikan Banda Aceh sebagai model kota madani Indonesia.
Menurutnya, tren pasar wisata muslim global berkembang pesat dan diminati. Untuk itu, Aceh telah sedia dengan kebutuhan dasar wisata muslim seperti makanan dan minuman halal, serta pengalaman wisata Islami dengan harga terjangkau.
”Kami meraih peringkat The Best Champion untuk kategori overall society pada ajang IDSA tahun 2014. Ini menempatkan Banda Aceh sebagai kota yang ramah teknologi sehingga mempermudah wisatawan mengakses informasi kota. Di hotel, sekolah, masjid, semua terkoneksi wifi , bahkan ada becak ber-wifi ,” ungkapnya.
Inda susanti