Diklat Pariwisata | Pelatihan Pariwisata-Sejak empat tahun terakhir, pembangunan di Kota Surabaya terasa cukup gencar dilakukan. Baik pembangunan infrastruktur maupun pembangunan kehidupan warga Surabaya. Meski demikian, ternyata sasaran untuk dapat menarik investasi jasa dan pariwisata di Kota Surabaya tidaklah semudah membalik telapak tangan. Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini mengakui akan hal itu. Segala daya upaya untuk bisa menarik investor bidang jasa dan Pariwisata untuk masuk ke Kota Surabaya sangatlah sulit. Padahal, infrastruktur yang dibutuhkan untuk mendukung investasi dibidang jasa dan pariwisata sudah dibuat semuanya.
Mulai dari pembangunan jalan yang cukup lebar, pembangunan saluran air, dan fasilitas sarana prasarana umum kini telah tersedia semuanya.
“Entah mengapa ya, kita rasakan investasi bidang jasa dan pariwisata di kota Surabaya ini sulit sekali. Kita sebenarnya berharap investor lokal bisa masuk dan memanfaatkan peluang investasi yang kita buka lebar-lebar itu,” kata Risma, Jumat (30/5/2014). Dijelaskan Risma, sejak awal dirinya berpikiran menjadikan Kota Surabaya sebagai kota Jasa dan Pariwisata tidak lain karena lokasinya yang strategis. Dimana Kota Surabaya menjadi pintu gerbang keluar masuknya barang yang bisa mengcover wilayah Indonesia Timur.
Dengan demikian investasi dibidang jasa perhotelan, pariwisata, dan tempat hiburan menjadi peluang yang sangat menjanjikan. Ini dikarenakan orang-orang yang menjalankan bisnisnya akan bertemu di Surabaya. Mereka tentu tidak sehari atau dua hari berada di Surabaya melainkan bisa satu minggu lebih ada di Surabaya. Dengan demikian ditengah kesibukanya menjalankan bisnis bertemu dengan rekannya tentunya mereka memerlukan untuk berwisata dan berlibur. Hanya saja tempat wisata yang bisa menyesuaikan dengan keinginan para pelaku bisnis itu yang belum banyak di Surabaya.
“Makanya, tempat wisata yang belum tergarap dengan baik di Kota Surabaya ini yang kita tawarkan kepada Investor. Tapi hingga kini peluang itu belum direspons investor lokal,” tutur Risma.