Daya tarik pariwisata di Belitung Timur tidak hanya sebatas pantai. Bupati Belitung Timur Yuslih Ihza Mahendra mengatakan, perdukunan menambah daya tarik pariwisata di wilayahnya. “Di Belitung ada komunitas perdukunan,” kata dia di acara Indonesia Data and Economic Conference (IDE) 2020 di Hotel Kempinski, Jakarta, Kamis (30/1). Ia memperkirkan ada 150 dukun di Belitung Timur.
Ia pun menilai budaya sebagai unsur penting yang meningkatkan daya tarik pariwisata. Maka itu, promosi daerahnya tidak hanya fokus pada keindahan alam.
Lebih lanjut, ia mengatakana, Belitung Timur akan fokus untuk meningkatkan kualitas pariwisata dibandingkan kuantitas. Saat ini, Belitung tengah diupayakan untuk masuk dalam daftar UNESCO Global Geopark (UGG). Dengan masuknya Belitung dalam daftar UGG, paradigma sebagai pariwisata berkualitas diharapkan meningkat, dan diukuti dengan peningkatan daya tarik pariwisata. Senada, Travel Enthusiast Medina Kamil juga menilai daya tarik pariwisata bisa berupa hal mistis. Terlebih, dengan melihat besarnya rasa penasaran masyarakat pada isu-isu mistis.
“Sesuatu yang mistis dicari, seperti Desa Penari di Banyuwangi. Itu memengaruhi pariwisata Banyuwangi juga,” ujar dia. Maka itu, ia pun menilai, pariwisata tidak hanya berhubungan dengan keindahan alam atau tempat yang nyaman, tapi juga hal yang spiritual.
Di sisi lain, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menilai inovasi masyarakat bisa memperkuat daya tarik pariwisata. “Inovasi jadi kekuatan daerah. Kuncinya dorong rakyat,” kata dia. Ia memaparkan, Banyuwangi memiliki 123 acara setiap tahunnya yang disusun secara gotong royong oleh masyarakat. Bahkan, dana untuk berbagai acara tersebut tak sampai 1% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Saat ini, di Banyuwangi sudah ada kelompok sadar wisata (Pokdarwis) yang berfungsi sebagai penggerak masyarakat dan mitra pemerintah dalam meningkatkan pariwisata, termasuk mempromosikan budaya, hingga menjaga kebersihan wilayah. “Akhirnya pokdarwis kami diundang ke California dan mendapatkan Kalpataru,” ujar dia.