Semakin Diminati, Staycation Diharapkan Bisa Gairahkan Industri Pariwisata

Semakin Diminati, Staycation Diharapkan Bisa Gairahkan Industri Pariwisata

Pembatasan wilayah hingga pelarangan perjalanan membuat industri pariwisata lesu selama pandemi Covid-19.

Namun menurut Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI, solusi datang dari liburan di sekitar tempat tinggal, atau yang biasa disebut staycation.

Menurut Taufik Nurhidayat selaku Koordinator Pemasaran Pariwisata Regional I Area I Kemenparekraf, staycation hadir karena adanya pandemi yang melanda sejak 2020. Akibatnya, pandemi ini membuat semua orang membatasi perjalanan ke luar karena takut melakukan pergerakan dan perjalanan. Terlebih lagi, pemerintah membuat kebijakan yang membatasi bisnis dan wisata sehingga selang berjalannya waktu, menjadikan kebutuhan wisata sangat tinggi.

Lebih lanjut, Taufik mengatakan bahwa staycation diprediksi masih akan menjadi tren bagi masyarakat yang rindu berplesir di tengah situasi pandemi.

Taufik menambahkan lamanya (pandemi) COVID-19 yang belum bisa diprediksi membuat tren staycation jadi panjang, dan masyarakat melakukan perjalanan di lokasi yang tidak jauh dari tempat tinggal mereka

Untuk mendukung minat masyarakat akan staycation yang kian meninggi, Taufik berharap baik pelaku di sektor pariwisata seperti hotel, mampu menyediakan fasilitas tempat bekerja sekaligus wisata bagi para pelancong.

“Karena biasanya mereka yang melakukan staycation juga melakukan pekerjaannya, jadi hotel sebaiknya menyediakan sarana bekerja seperti internet yang kuat, serta sarana berwisata karena saat staycation biasanya entah pergi sendiri atau bersama keluarga kecil. Bisa dengan seperti adanya atraksi atau lahan yang bisa dilakukan untuk outdoor activities,” papar dia.

Selain itu, ia mengatakan hotel dan destinasi wisata juga harus menerapkan protokol kesehatan ketat dan memiliki sertifikat CHSE (Cleanliness, Health, Safety, dan Environment Sustainability). Pun dengan para wisatawan juga harus peduli akan protokol kesehatan di tempat umum khususnya tempat wisata. “Tamu harus peduli, kita harus menjadi pelopor,” katanya.

Saat disinggung mengenai meningkatnya kasus positif COVID-19 di Indonesia saat libur panjang seperti perayaan Natal 2020 dan tahun baru 2021, Taufik mengatakan pihaknya mendukung kebijakan dan pembatasan yang dibuat pemerintah untuk berpergian dengan jumlah masif seperti ditiadakannya mudik Idul Fitri 1442 H.

“Beberapa waktu lalu tepatnya saat pernah terjadi saat Natal dan tahun baru di mana orang-orang sudah merasa jenuh dan mereka lepas saat libur panjang,” kata Taufik.

“Pemerintah membatasi pergerakan yang terlalu besar seperti mudik, memang bagusnya (pergerakan itu) dibatasi. Artinya, kita mencegah transmisi COVID, dan dengan kita tidak pulang itu adalah kembali ke bagaimana menggerakkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di sekitarnya,” pungkasnya

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

five × 3 =