umpeng nusantara diharapkan bisa semakin mengukuhkan diri sampai “go international” sebagai ikon wisata kuliner Indonesia sehingga kelak mampu mendongkrak pangan khas Tanah Air lainnya. “Kita harus menasionalkan dan menginternasionalkan tumpeng sebagai ikon kuliner Indonesia,” kata Ketua Asosiasi Perusahaan Jasaboga Indonesia (APJI), Ning Sudjito di Jakarta, Selasa (28/1/2014), dalam acara Forum Dialog Pariwisata tentang “Tumpeng Nusantara, Ikon Kuliner Unggulan Indonesia”. Menurut dia, tumpeng pantas menjadi ikon kuliner Tanah Air lantaran nilai filosofinya yang begitu tinggi.
Selain itu, tumpeng juga menjadi simbol bersatunya keragaman kuliner di Indonesia. “Jadi upaya menyosialisasikan dan mengajak masyarakat Indonesia untuk memahami makna dan tujuan memopulerkan tumpeng nusantara sebagai ikon kuliner perlu dilakukan sehingga masyarakat Indonesia memiliki kebanggaan nasional atas keunggulan kulinernya,” katanya.
Sampai sejauh ini, hidangan tumpeng telah disajikan dalam jamuan makan malam kenegaraan seperti KTT APEC di Bali pada 2013 dan awal tahun ini Kemenparekraf mengadakan “coaching clinic” 30 Ikon Kuliner Tradisional Indonesia (IKTI) dan tumpeng nusantara hadir dalam kegiatan bursa wisata terbesar di Belanda, Vakantiebeurs 2014.
Tumpeng selama ini dijumpai di berbagai daerah berupa nasi gurih dan dapat ditambah dengan berbagai macam makanan pendamping sehingga ikon kuliner lainnya seperti rendang, ayam goreng, urap sayuran, dan sate lilit bisa menjadi pendamping dalam satu menu di piring untuk disajikan di restoran hingga jamuan makan kenegaraan.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Pengembangan Wisata Minat Khusus, Insentif, Event Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Achyaruddin mengatakan pihaknya memang telah menetapkan tumpeng nusantara sebagai ikon unggulan kuliner Indonesia sejak 2012.
“Dari ribuan menu makanan Indonesia harus ada satu makanan yang menjadi unggulan untuk tahap awal yakni tumpeng nusantara,” katanya.
Sampai saat ini kuliner menjadi subsektor industri kreatif yang bisa dijadikan kebanggaan di dalam dan di luar negeri serta menjadi obyek wisata minat khusus.
Menurut Achyaruddin, dari ribuan menu masakan tradisional Indonesia telah dipilih 30 ikon kuliner mewakili keragaman kuliner Indonesia.
“Kami dibantu para praktisi dan pakar kuliner terlebih dahulu memilih 30 ikon kuliner mewakili keragaman kuliner Indonesia,” katanya.
Sementara itu, koordinator Forum Dialog Pariwisata, Hilda Sabri Sulistyo mengatakan tumpeng nusantara berpotensi besar untuk mengharumkan nama Indonesia di dalam dan di luar negeri.
“Kami sangat mendukung upaya menjadikan tumpeng sebagai ‘center piece’ dan ikon wisata kuliner Indonesia,” katanya.
Pihaknya yang merintis penyelenggaraan forum dialog pariwisata secara rutin itu berharap pengembangan wisata kuliner dapat mendongkrak penerimaan devisa negara dan memberikan dampak berganda yang luas bagi masyarakat melalui terbukanya beragam peluang usaha.