Menteri Pariwisata Arief Yahya takjub melihat keindahan kawasan Mandeh saat Mandeh Joy Sailing dan Festival Mandeh di Pesisir Selatan, Sumatera Barat, Sabtu, 16 Mei 2015. “Potensinya luar biasa. Saya kasih nilai A,” ujarnya seusai berlayar di kawasan Mandeh, Sabtu, 16 Mei 2015. Menurut dia, kawasan ini sangat atraktif, memiliki banyak destinasi yang bisa dikunjungi. Kawasan berupa teluk yang ditutupi jajaran pulau-pulau kecil itu memiliki air laut yang tenang, seperti danau. Kawasan ini juga kaya dengan terumbu karang dan biota laut lainnya. Juga ada hutan bakau yang lestari dan situs sejarah.”Keindahannya sama dengan Raja Empat. Jadi ini Raja Ampat-nya Sumatera,” katanya
Namun, kata Arief, biaya ke sini lebih murah daripada ke Raja Ampat. Jarak dari Jakarta cukup dekat. Tiketnya juga murah. Dari Jakarta cukup Rp 600 ribu. “Kurang dari Rp 1 juta, Anda sudah tiba di Mandeh.”
Apalagi, kata Arief, infrastruktur bisa diselesaikan dengan cepat. Jika jalan dari Padang ke Mandeh sepanjang 42 kilometer sudah selesai dibangun Kementerian Pekerjaan Umum, jarak tempuhnya hanya 30 menit.
Kementerian Pariwisata akan mengembangkan Mandeh menjadi kawasan destinasi utama wisata nasional. Setelah itu diarahkan menjadi kawasan ekonomi khusus pariwisata, seperti di Mandalika, Lombok. “Targetnya tahun 2017, karena menunggu infrastrukturnya selesai,” tutur Arief.
Arief menambahkan, Kementerian Pariwisata akan berfokus menyiapkan sumber daya manusia. Sebab, Kementerian sudah sepakat dengan Kepala Bappenas Andrinof Chaniago untuk membangun wisata berbasis masyarakat. “Kita anggarkan Rp 25 miliar untuk tahun 2016.”
Kedua, kata dia, ada kawasan yang akan dikomersialkan dengan menawarkan kepada investor untuk membangunnya, seperti di Mandalika dan Bintan. “Kira-kira kita butuh sekitar US$ 300 juta untuk basic infrastructure,” tuturnya.